Mohon tunggu...
Dumilah Ayuningtyas
Dumilah Ayuningtyas Mohon Tunggu... Dosen - Bismillah

Dosen FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Minggu Ceria bersama Penyandang Disabilitas di Pantai Kuta Mandalika

16 November 2020   11:30 Diperbarui: 17 November 2020   12:45 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama komunitas disabilitas Desa Batu Kuta (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di sana Tim UI bertemu dengan salah satu petugas operasional Damri bernama Pak Estiar. Dari Pak Estiar didapatkan info tentang jadwal pemakaian dan pemanfaatan bus Damri disabilitas tersebut. 

Sejak diresmikan pada tanggal 2 Oktober 2020 oleh Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah, bus Disabilitas NTB Gemilang ini mendapat respons amat positif dari para penyandang disabilitas. 

Jadwal untuk pemanfaatan bus inipun telah terjadwal untuk tiga bulan kedepan. Bus tersebut memuat 30 kursi, 20 kursi biasa dan 10 kursi khusus untuk pengguna kursi roda. Bus ini dilengkapi dengan fasilitas tangga hydraulic otomatis.

Pak Estiar menunjukan jadwal penggunaan Bus Damri untuk Disabilitas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pak Estiar menunjukan jadwal penggunaan Bus Damri untuk Disabilitas (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Perjalanan Tim UI ke kantor Damri dan info dari Pak Estiar menjadi awal perkenalan dengan ibu Sri Sukarni sebagai ketua Himpunan Wanita disabilitas Indonesia (HWDI) Nusa Tenggara Barat dan kemudian berkesempatan untuk mewawancarai. 

Perjuangan dan upaya melakukan advokasi untuk membela penyandang disabilitas menjadi fokus dari pengembangan organisasi HWDI, karena masih banyak terjadi ketimpangan, ketidakbenaran penerimaan atau bahkan diskriminasi yang terjadi sehari-hari di berbagai tempat tidak terkecuali di NTB atau Lombok saat ini. 

Itu pembelajaran berharga yang diperoleh oleh Tim, termasuk ketika mewawancarai seorang guru dengan disabilitas rungu, I Ketut Suwarna Putra, yang mengajar di salah satu SLB di kota Mataram. 

Ketut Putra termasuk yang beruntung mengenyam pendidikan yang baik hingga mengantarkan pada pencapaian keberhasilannya menjadi guru, namun mengakui bahwa banyak penyandang disabilitas yang tidak seberuntung dirinya memperoleh dan menuntaskan pendidikan.

Ibu Sri menaiki Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ibu Sri menaiki Bus Disabilitas NTB Gemilang (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Bu Sri dan Pak Putra mungkin hanya segelintir penyandang disabilitas yang memiliki kisah hidup sukses. Karena banyak pula situasi memprihatinkan yang terus berlangsung. Terjadinya tindakan diskriminasi dan penolakan di tempat kerja atau di sekolah masih menjadi potret yang lazim ditemui.  

Itu sebabnya mereka gigih berjuang dan membela. Namun advokasi bagi penyandang disabilitas memang laksana perjalanan panjang yang harus dilakukan menerus untuk meningkatkan ketahanan sosial bagi penyandang disabilitas dimanapun berada.

Pemastian adanya Ramp (bidang miring sebagai pengganti anak tangga) yang bisa dimanfaatkan bagi penyandang disabilitas pengguna kursi dorong, adanya yellow line untuk disabilitas netra, tersedianya fasilitas yang ramah bagi disabilitas, seperti pelayanan kesehatan terpadu untuk penyandang disabilitas, tak terkecuali hal-hal teknis dalam pendukungan pendidikan seperti pendampingan penerjemah bahasa isyarat pada saat pembelajaran atau ujian bagi disabilitas rungu sangat diharapkan.

Ini memang bukan sebuah proyek kecil, ini adalah sebuah perjalanan panjang, namun keberadaan bus pertama bagi disabilitas adalah langkah awal yang telah membagikan kegembiraan bagi para penyandangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun