Mohon tunggu...
Andrea Abdul
Andrea Abdul Mohon Tunggu... Dosen - Wadah Dialektika

A big passion for Defense studies, and a Consultant of Intelligence and Security Studies, also International Issues.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Teknologi Informasi & Teknologi Intelijen Dalam Organisasi Intel Indonesia

5 September 2013   17:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:18 4026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Kemajuan yang sangat pesat dalam bidang teknologi, baik itu teknologi komunikasi, komputer, teknologi informasi serta teknik dan elektronika, sangat mempengaruhi sebuah sistem pada dunia intelijen yang kesemuanya itu bertujuan untuk mencapai keunggulan informasi intelijen serta keunggulan manajemen kegiatan intelijen, yang bertujuan untuk meningkatkan keunggulan daya gempur di dalam sebuah peperangan intelijen.

Hal ini membawa perubahan pada strategi, taktik dan teknik yang dijalankan karena kesadaran yang dalam akan peran dominasi teknologi pada sebuah postur institusi intelijen. Teknologi informasi dikombinasikan dengan teknologi perang memungkinkan untuk menciptakan jenis peperangan yang secara kualitatif berbeda sangat jauh, baik dari segi manajemen pertempuran, komando kendali , sistem peralatan, sistem dukungan logistik dan lain-lain, sehingga kehadiran sebuah wadah dari semua sistem di atas terus diteliti serta disempurnakan oleh setiap organisasi intelijen di dunia.

Penggunaan teknologi informasi yang intensif, mendorong terjadinya penyesuaian konsep atau doktrin dengan kemajuan teknologi yang melekat di jamannya. Inti dari sebuah manajemen stratejik kegiatan intelijen adalah terletak pada kemampuan sang manager kegiatan intelijen itu sendiri yaitu seorang komandan atau pimpinan. Proses manajemen yang dilakukan oleh Sang Pimpinan/Komandan adalah dinamakan Komando dan Kendali, dengan pengembangan yang signifikan maka ditambahkanlah variable komunikasi serta intelijen di dalam konsep komando dan kendali yang dinamakan Command Control Communication Intelligence atau C3I. Kata C3I merupakan susunan dari komponen pendukung yang terkandung di dalam setiap kata di dalamnya yaitu unsur kodal, pemanfaatan komunikasi bagi kepentingan kegiatan intelijen baik perang maupun non perang, dan masukan bahan keterangan (baket) penting dari variabel intelijen, yang menjadi kecenderungan seiring fungsi serta peran sistem C3I di dalam dunia kemiliteran dan intelijen.

C3I merupakan sistem utama yang mempunyai sistem-sistem turunan yang saling berkaitan dan sampai saat ini terus berkembang, dikarenakan C3I merupakan sebuah kebutuhan dan menjadi sebuah komponen utama pada setiap organisasi militer saat ini pada negara-negara besar, dalam rangka kegiatan intelijen militer atau perang maupun masa damai (Libicki, 1995).

Martin Libicki, analis senior Institut Kajian Strategis (RAND) Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul “What is Information Warfare”1, menjelaskan bahwa Information Warfare atau perang informasi bukanlah teknik perang yang sama seperti perang konvensional pada umumnya, tetapi sangat jauh berbeda. Perwujudan dari tujuh bentuk perang informasi, yang setiap bentuknya melibatkan perlindungan, manipulasi, pengurangan bentuk, serta penyekatan informasi (protection, manipulation, degradation and denial of information). Ketujuh bentuknya dapat dilihat sebagai berikut:

Poin pertama adalah; Command & Control Warfare, which is to separate the enemy’s head from the body of his forces. Taktik peperangan yang bertujuan untuk memisahkan unit dan bagian-bagian penting dari pasukan musuh (body of forces) dari pusat komando dan kendali kegiatan intelijennya (head) sehingga pergerakan musuh dapat dikacaukan;

Kedua, Intelligence-Based Warfare, which consists of measures and counter measures that seek knowledge to dominate opponents combat power in the battle space & combat power potential outside the battle space. Konsep peperangan yang berisi taktik pergerakan dan strategi kontra pergerakan yang bertujuan untuk mengetahui dan menguasai kemampuan musuh di dalam area pertempuran serta prospek kekuatan musuh di luar area pertempuran;

Ketiga, Electronic Warfare, such as radio-electronic or cryptographic means. Metode peperangan yang menggunakan peralatan sistem radio serta elektronika dengan menggunakan sistematika yang tersandikan;

Keempat, Psychological Warfare, used to influence the minds of friends, neutrals and foes.Strategi peperangan yang bertujuan untuk mempengaruhi alam sadar berfikir dari pihak teman, pihak yang netral, dan pihak lawan/musuh, dengan tujuan yang telah di kondisikan sebelumnya;

Kelima, Hacker Warfare, in which computer systems are attacked. Peperangan yang menggunakan metode menyerang sistem komputer dan sistem teknologi informasi;

Keenam, Economic Information Warfare, blocking or channeling information to pursue economic dominance. Metode peperangan yang memfungsikan penyekatan atau mengubah arah informasi demi terwujudnya keunggulan ekonomi dan logistik;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun