Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Wayang Kancil, Siapa Penerus Ki Ledjar?

25 Oktober 2017   06:12 Diperbarui: 25 Oktober 2017   06:27 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dimulai pada 1980

Pada 1980 ketika koleksi wayang kancil hasil karyanya lengkap, Ki Ledjar mulai aktif memopulerkan wayang kancil melalui pertunjukan kesenian ini di berbagai tempat. Cerita dalam pertunjukan wayang kancil diambil dari dongeng anak, yaitu dongeng kancil dari Jawa. Juga dari cerita Pelandoek Djinaka dari Melayu, serta cerita rakyat lainnya.

Cerita dalam pertunjukan wayang kancil dapat digabung menjadi satu kesatuan cerita yang utuh, dan disesuaikan dengan tema yang diangkat. Durasi pertunjukan antara 45 menit hingga satu jam. Tapi terkadang lebih dari itu. Durasi pertunjukan terlama sekitar tiga jam.

Kiprah Ki Ledjar terdengar hingga ke berbagai daerah dan kota. Bahkan sampai mancanegara. Ia beberapa kali diundang untuk tampil di luar negeri. Bahkan punya banyak murid dari mancanegara. Salah seorang di antaranya Sarah Bilby dari Australia.

Sarah yang belajar tentang wayang kulit dan wayang kancil di Jogja ini, juga belajar mendalang. Secara khusus ia kemudian mendalami wayang kancil, dan menjadikannya sebagai bahan tesis untuk merampungkan studi S2 pada 1997.

Ki Ledjar Subroto kini telah tiada. Almarhum meninggalkan semuanya, termasuk siapa pun yang merasa pernah menjadi muridnya dalam "dunia wayang kancil".        

Siapa penerus Ki Ledjar dalam kiprahnya menjaga dan melestarikan wayang kancil?, tampaknya sulit dijawab. Saat ini sangat sedikit, bahkan mungkin hanya beberapa orang dhalang wayang kancil yang masih eksis, apalagi yang juga menekuni sebagai pembuat wayang jenis ini.

Kalau bisa disebut, ada seorang pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, Drs Eddy Pursubaryanto, M.Hum. yang juga dhalang wayang kancil, sahabat dekat Ki Ledjar sejak lama.

Meski kesehariannya tidak dikenal dengan panggilan Ki, Eddy Pursubaryanto warga Desa Minomartani, Kabupaten Sleman ini, sudah beberapa kali mendalang wayang kancil di mancanegara.

Kiprah pengajar Jurusan Sastra Inggris FIB UGM itu, di antaranya tampil dalam pertunjukan wayang kancil di Kota Melbourne pada 29 Juli 2011. Saat itu Eddy tampil tiga kali dalam sehari. Dua kali penampilannya dikhususkan bagi para siswa setingkat SMP dan SMA. Mereka adalah pelajar yang sedang mempelajari Bahasa Indonesia. Sedangkan satu penampilan lagi di hadapan penonton umum yang sebagian besar warga Australia.

Kemudian pada Nopember 2014 Eddy Pursubaryanto unjuk kebolehan di Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) di Tanjong Malim, Malaysia. Pergelaran wayang kancil tersebut untuk memeriahkan malam kesenian dalam rangkaian penyelenggaraan "The 1st International Music and Perforrming Arts Conference", yang berlangsung 19-21 Nopember. Eddy juga diminta menyampaikan pemaparan tentang wayang kancil.***(Masduki Attamami)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun