Mohon tunggu...
Duha Amanullah
Duha Amanullah Mohon Tunggu... Ilmuwan - ♡

brutally honest, outspoken and fearless.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadan dan Putusnya Sebuah Harapan

27 April 2020   23:54 Diperbarui: 28 April 2020   00:17 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sejujurnya, Ramadan tahun ini telah memupuskan berbagai harapan yang saya guratkan sejak akhir bulan suci tahun lalu.

Tahun lalu adalah kali pertama dalam 3 tahun saya melaksanakan ibadah puasa di lingkungan rumah setelah menimba ilmu di  pondok pesantren, namun, harapan saya bahwa kebiasaan-kebiasaan yang saya lakukan sebagai santri akan terus dilanjutkan di rumah, tidak tercapai. Sebagai contoh: saat masih bersekolah, saya diwajibkan untuk mengkhatamkan bacaan Al-Qur'an sebanyak 2 kali. Sayangnya, hal tersebut tidak terlaksanakan kembali.

Jika diperbolehkan untuk menyalahkan, saya ingin menyalahkan keadaan saya waktu itu yang sedang di tengah belajar mati-matian demi mendapatkan satu kursi di salah satu Perguruan Tinggi negeri ini. Saya ingin menyalahkan waktu yang berlari begitu cepatnya sehingga saya tidak dapat menyelesaikan target saya. Saya ingin menyalahkan ego saya sendiri.

Saya sadar, menyalahkan apapun tak ada gunanya. Waktu sudah berlalu. Lebaran telah tiba.

Setelah shalat Eid tahun lalu, saya berkomitmen, bahwa saya akan menyelesaikan harapan saya pada Ramadan tahun ini.

Saat pandemi Covid-19 pertama diumumkan, saya hanya bisa menghela nafas.

Saat pandemi masih berlanjut hingga awal bulan April, saya mulai sedikit cemas.

Saat Ramadan datang kembali dan pandemi tak kunjung pergi, saya kecewa.

Seluruh harapan tahun lalu pun terasa pupus: keinginan untuk mengkhatamkan Al-Qur'an 2 kali, shalat tarawih berjamaah setiap malam, dan beritikaf di masjid dekat rumah selama 10 hari terakhir bulan suci.

Namun, sebelum saya sempat menyalahkan apapun, saya menahan diri sendiri.

Siapa bilang dengan keadaan pandemi saya gagal mencapai harapan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun