Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel "Temuiku di Surga" (Chapter#8)

31 Januari 2023   16:54 Diperbarui: 31 Januari 2023   17:05 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada makanan bidan?" tanya Zul
"Belum makan ya?" dia balik tanya
"Sudah, itu ada petugas kebersihan dari Yaman minta makanan,"
"Oh sebentar, ini masih ada satu. Jatah kita sisa satu, karena ada satu dokter yang belum tiba, " ujar Bidan Gayatri sambil menyodorkan nasi kotak.
"Terimakasih, salam untuk pak Dokter nanti," kata Zul sambil ngeloyor.
Bidan Gayatri geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Zul tidak tahu apa maksudnya.Orang Yaman itu masih menunggu.
"Syukron," katanya ketika menerima nasi kotak.

***

Dari kejauhan Kohar dan bang Badrun berjalan mendekat.
"Hai Kohar, ahlan wa sahlan," sapa Zul.
Kohar diam, mukanya nyengir kuda.
"Wah ada cerita menarik dari si Kohar," pikir Zul.
Lalu Zul dan Badrun duduk manis siap mendengarkan. Kohar masih membisu.
"Gue diomelin apa didoain ame tentara itu, nggak tahu. Pokoknye asal dia ngomong gue bilang amiin. Semakin gue bilang amiin semakin kencang ngomongnya," ujar Kohar dengan logat betawinya yang kental. Mereka tertawa terbahak-bahak. .
Tak jauh dari mereka, seorang petugas haji berpakaian biru-biru mendekat, di bajunya tertulis nama Faisal.
"Apa katanya?" tanya pemuda itu.
Kohar pun mengucap beberapa kata yang masih ia ingat. Faisal malah tertawa.
"Ya jelas, dia tambah jengkel. Pertama dia menasehati, tapi anda malah mengaminkan. Kedua, dia mengomeli, anda masih mengaminkan. Dan ketiga, dia memaki-maki, harusnya anda diam saja nggak usah diaminkan kalau nggak tahu artinya. Itu bukan doa, hahaha" katanya tertawa sambil pergi.
"Sepertinya, dia baru saja dapat cerita lucu untuk teman-temannya," sahut Badrun.
"Darimana dia bang?" tanya Zul.
"Dia petugas haji dari rekrutmen kedutaan besar, para mahasiwa yang belajar di luar negeri terutama di Timur Tengah. Sepertinya mahasiswa di Mesir," ujar Badrun.
"Bahasa Arabnya sih boleh, tapi sok nya itu yang gue tak suka," sahut Kohar jengkel.
"Sabar deh, ini kan dekat Mekah, ntar juga kena batunya," Zul menghibur.
Selain petugas dari Indonesia, kedubes RI di Saudi juga melakukan rekrutmen terhadap petugas temus (tenaga musiman). Mereka berasal dari mahasiswa yang kuliah di negara-negara Islam dan para tenaga kerja Indonesia atau TKI yang berada di Arab Saudi. Setiap tahun ratusan temus direkrut menjadi petugas haji.

****

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Zul masih duduk sambil membaca buku di sebuah toko roti di bandara. Zul menunggu Badrun yang sedang ke kamar kecil. Mata Zul tertuju pada beberapa sosok berpakaian hitam dan bercadar yang memesan roti. Dia memperhatikan seorang gadis yang berbeda, memakai cadar hitam alisnya tebal dan matanya jeli. Beberapa saat Zul memandang terpaku.Gadis itu sempat melihat Zul sebentar dan Zul merasa kikuk dan mengalihkan pandangan. 

Tak lama kemudian para gadis berbaju hitam itu pergi meninggalkan toko roti. Zul memperhatikan hingga rombongan itu hilang di sudut bandara. Ada perasaan berbeda yang menggocang hati Zul. Wajah gadis itu seperti apa yang ada di mimpinya. Dia pun menanyakan pada tukang roti tentang rombongan tadi.

"Itu pramugari pesawat Saudi Airline..."
Zul senang dan berharap masih bisa bertemu dengan gadis itu.
 ###

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun