Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Meski Super Kaya, Orang Ini Melihat Dunia Tak Ada Harganya

23 April 2021   06:01 Diperbarui: 23 April 2021   06:16 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaya yang Bermanfaat

"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah." Ini adalah hadist Rasul. Sekarang coba mulai bertanya kepada diri sendiri: Dalam hidup ini, sukakah jika kita sebagai golongan tangan di bawah? Tentu tidak. Tangan di bawah artinya, seseorang yang senantiasa mengharap bantuan orang lain. Dalam hidup ini, pasti kita ingin lebih terhormat, dengan menjadi tangan di atas. Artinya menjadi manusia yang suka memberi pertolongan kepada orang lain. Bukankah hidup akan berarti apabila kita dapat memberikan sesuatu yang terbaik kepada sesama.     

 Sepanjang kita bicara untuk kepentingan umat, maka kekayaan itu akan mengantarkan kepada kebahagiaan yang sebenarnya. Karena hidup kita bisa memberikan manfaat untuk orang lain, maka umur kita akan dipanjangkan Allah. Maksudnya dipanjangkan adalah karena amal kita, maka nama kita akan dikenang sepanjang masa. Kaya dapat menjadikan seseorang mulia jika mempunyai akhlak yang baik, tawadhu' (tidak sombong), gemar memberi kepada orang lain.  Kekayaan yang demikian akan membuat kita dimuliakan sesama manusia maupun dimuliakan  Allah Swt. Berarti kaya merupakan sarana (jalan) untuk memudahkan kita menempuh kesempurnaan dalam beribadah. 

 Dari kenyataan itu, bukan sesuatu yang tidak wajar bila tokoh-tokoh Islam menyerukan bahwa dunia Islam harus kaya. Orang-orang Islam atau kaum muslim harus kaya. Tidak sekedar kaya karena negerinya diberkahi kekayaan alam yang luar biasa, tetapi kaum muslim juga bisa menjadi kaya karena bekerja keras dan cerdas. Sekarang ini kesannya tidak demikian. Negeri-negeri Islam di Jazirah Arab memang kaya alamnya, tetapi yang mengelola orang-orang asing. Demikian juga di Indonesia, sumber alamnya banyak dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan asing. 

 Dengan kekayaan kita bisa mengulurkan tangan dan membantu sesama lebih banyak lagi. Kita akan leluasa bersedekah dan melakukan aktivitas sosial semisal mengentaskan kemiskinan anak yatim, mendirikan panti-panti, menyumbang pembangunan rumah ibadah dan sarana pendidikan, berangkat haji, dan lain-lain. Jika tidak kaya, dari manakah dana untuk keperluan itu? Karenanya, orang Islam harus kaya! 

Satu diantara orang kaya yang dermawan jaman sekarang adalah Sulaiman Ar Rajhi , pemilik bank Ar Rajhi di Arab Saudi. Bank Ar Rajhi merupakan bank syariah yang memiliki lebih dari 600 cabang di dunia dengan aset mencapai $88 miliar US. Sulaiman Ar Rajhi yakin bahwa untuk meraih kesuksesan, maka seseorang harus menjalankan bisnis. Selain perbankan, ia juga memiliki kebun kurma terbesar di dunia seluas 5000 hektar yang ditumbuhi sekitar 200 ribu pohon kurma.

 Kekayaan pribadi Sulaiman Ar Rajhi sebanyak $ 7,7 miliar US dan sebagian besar disumbangkan ke lembaga amal untuk keperluan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di negara Arab. Selain menyumbangkan hartanya untuk amal. Sulaiman Al Rajhi juga membangun sebuah kampus bernama Sulaiman Al Rajhi University di tanah kelahirannya. Universitas ini digratiskan bagi masyarakat miskin yang ingin belajar tentang kesehatan dan perbankan Islam yang dewasa ini mulai merambah negara-negara di kawasan Eropa. 

 Kebun kurma milik Sulaiman Ar Rajhi juga  diwakafkan untuk kepentingan Islam. Hasil panennya dibagikan kepada lembaga-lembaga amal dan Haramain yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dimana setiap Bulan Ramadhan, kurma tersebut disajikan untuk menu buka bersama. Kebun Kurma ini tercatat sebagai wakaf terbesar di dunia. Selain itu Suilaman Ar Rajhi juga membangun masjid yang cukup megah dan besar di jantung Kota Riyadh yang bisa menampung 18.000 jama'ah. Inilah contoh bagaimana kekayaan ini digunakan untuk kemanfaatan sebanyak-banyakmya umat sehingga memberikan keberkahan.***

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun