Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Drama Tiga Babak "Markesot Menggugat"

12 Juli 2018   06:28 Diperbarui: 12 Juli 2018   06:55 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KATA PENGANTAR

Markesot adalah kita yang suka pamer, selfi dan membuat hal-hal yang sensasional heboh untuk diviralkan di media sosial. Akhirnya Markesot yang awalnya orang biasa saja, mendadak dangdut menjadi terkenal setelah video dan tulisannya diviralkan di dunia maya dengan jutaan pengikutnya. 

Markesot Menggugat adalah nama akun youtubenya yang popular menyuarakan protes sosial kepada Penguasa. Ia pun menjadi idol generasi milenial . Markesot pun seperti ulat, naik daun serta menjadi sosok fenomenal dan kadang kontroversial. Popularitas itu membuat uang pun mengalir deras ke kantongnya. 

Namun akhirnya Markesot harus menelan pil pahit, ketika seorang anak kecil meninggal gegara mengikuti apa yang ia peragakan di sosial media. Markesot pun dituntut pidana. Orang-orang yang tidak suka dengan Markesot pun ikut mencari celah hukum agar Markesot di penjara. Akankah Markesot lolos dari jeratan hukum atau malah meringkuk di hotel prodeo. Sebuah kisah yang dituturkan secara jenaka dengan gaya khas Dudun Parwanto. 

  SINOPSIS

Markesot frustasi, gara-gara penjualan bukunya terus nyungsep, royalty yang ia dapat dari buku yang ia tulis di beberapa penerbit kalau dikumpulkan sebulan gak bisa untuk kebutuhan makan. Bininya uring-uringan. Markesot selalu menasehati Sarinem, istrinya, untuk berhemat. "Apa yang mau dihemat, duitnya aja kagak ada" ujar Sarinem senep. Dia minta Markesot mencari profesi lain, agar dapur tetap ngebul. "Ojek online aja" tukas istrinya, tapi Markesot belum mau, "malu" katanya.

Markesot terinspirasi oleh Primus, seorang youtuber nomor satu di Indonesia, yang jumlah followernya jutaan dan penghasilannya miliaran. "Ini gue banget, kerja nyantai duitnya banyak," celutuk Markesot pada Panjul tetangganya seorang pengemudi ojek online. "Mending ngojek aja Sot, lebih jelas, dapat duit hari ini langsung buat makan" bujuk Panjul. Markesot masih kekeuh dia belum tertarik. Markesot pun mulai membuat video yang aneh- aneh, kadang mau lucu tapi malah garing kayak kanebo kering.

Lama-lama dapur mulai tidak ngebul, Bininya marah melihat Markesot di depan hape, sehari-hari berjoget bernyanyi, melawak dan sebagainya. Karena emosi tidak didengar bininya malah memberi somasi, lagu penyanyi lawas yang minta dipulangkan ke rumah orangtuanya. Suatu hari Markesot kehabisan kuota, ia pun menjual jam tangannyanya untuk membeli kuota. Bini yang tahu menjadi tambah marah. 

Akhirnya Markesot terpaksa demi dapur menjadi pengemudi ojek online. Tapi supaya nggak malu , ia nariknya di daerah, jauh dari rumahnya. Berangkat pagi pulang malam. Helm dan Jaket diitipin sama temannya supaya nggak ketahuan. "Wah sekarang pergi pagi pulang malam,kerja dimana Sot? Tanya Panjul. "Gue kerja di kontraktor" ujar Markesot bohong.

Suatu ketika, video Markesot mulai diviralkan di youtube, gara-gara dia ditipu saat mendapat orderan palsu, ada orang fiktif pesan makanan, akhirnya Markesot rugi 300 ribu. Saat itu ada seorang netizen memvideokan dirinya yang menangis dan memviralkannya di dunia maya. Rupanya video yang memainkan somasi viral dan menarik simpati banyak orang untuk membagikan. 

Tetangganya termasuk Panjul baru tahu dari internet ternyata Markesot seorang tukang Ojek online. Sejak itu mama markesot pun terkenal dan diberitakan di media mainstream, Markesot dapat panggung, jimat aji mumpung ia mainkan, maka ia pun memperkenalkan diri sebagai seorang youtuber. Dia pun mencari di google tips-tips menjadi youtuber terkenal.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun