Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zidane dan Yudi Latif Sudah Mundur, Siapa Menyusul?

9 Juni 2018   06:50 Diperbarui: 9 Juni 2018   08:06 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia belum berhenti menebak teka teki alasan yang paling valid kenapa pelatih sekaliber Zinedine Zidane mundur dari Madrid di puncak karirenya. Dalam 2,5 tahun masa kepemimpinannya Zidane telah menyumbang 9 gelar juara dengan yang paling fantasitis menjadi kampiun Juara Liga Champions selama 3 tahun berturut-turut. Sebuah Rekor yang nayris sulit dipecahkan oleh klub lain di bumi ini.

Teka-teki pun berseliweran, tapi semua masih polemik karena Zidane adalah sosok yang sangat tertutup dan dia pandai menutupi apa yang tidak menjadi konsumen publik.

Zidane sosok pelatih dewasa, yang tidak pernah menyalahkan pemainnya saat kekalahan mendera. Tidak pernah menyebut satu dua orang pemain meski akibat blunder pemain tersebut timnya jadi kalah. Dia justru menerima setiap kekalahan dengan legowo.

Tak pernah mengekuhkan keadaan walapaun banyak alasan di luar dirinya yang dijadikan kambing hitam. Membela pemainnya jika bermain jelek lalu diserang dengan ejeken dan meem yang menghina. Tidak emosional atau meledak-ledak di lapangan. ia bisa mengendalikan dirinya pada saat timnya kalah. Namun pada saat timnya menang pun tak ada aksi berlebihan dalam menyambutkan cukup tertawa tersenyum ceria. 

Itulah gaya Zidane, gaya opemimpin yang sulit dicari tandingannya. Dan dia mundur pada saat level timnya yang terbaik , bukan saat timnya terpuruk. Itulah yang membuat dunia bertanya-tyanya, meskipun pertanyaan itu dijawab sendiri oleh penanya. Karena jawaban Zidane sangat formal dan normatif serta positif, jauh dari menjelekkan orang lain.

Zidane mau pasang badan jika timnya kalah. ia mengambil alih tanggungjawab pemainnya. baginya martabat dan harga diri adalah kehormnatan yang harus dijaga jauh dari mewahnya materi dunia. Itu yang sudah ia tunjukan diujnung karirnya ketika seorang pemain menghina keluarganya. BP PIP Pancasila 

Belum pecah misteri Zidane, di tanah air kabar menghebohkan datang seorang Yudi Latif, Ketua BP PIP Pancasila yang mundur setelah setahun menjabat. Kemunduran kang Yudi dari jabatan menterengnya yang selevel Menteri menimbulkan banyak spekulasi.

Apalagi belum selesai malasaja kontroversi gaji yang tinggi dilembaga yang dikomandaninya. gaji yang dianggap tidak pantas bagi seorang oejuang ideologi, apalagi pancasila. Meskipun menimbulkan pro dan kontra, namun Yudi memilih mundur dengan alasan yang sangat normatif, perubahan kepemimpinan.

Selama setahun menjabat, menurut ionformasi, kang yudi belum menerima gaji, karena kepres baru diteken belum lama oleh Presiden Jokowi. Penghasilan yang diterimanya cukup tinggi yakni 74 juta per bulan. Kalau dirapel setahun dan ditambah tetek bengek mungkin nilana hampir 1 miliar, sungguh besar kalilah heheh.

Tapi bukan itu, yang ingin kita cakap, mengapa kang Yudi justru mundur pada level yang ia duduki cukup tinggi dan fasilitas yang ia dapatkan tanpa ada cata yang ia buat. 

Saya jadi ingat, tahun 2015 saya pernah mengundang Kang yudi untuk menjadi pembicara di seminar pancasila di Museum Bank Mandiri, Kota Jakarta, waktu itu dia dari pamulang naik taksi minta dijemput di Senayan City. Saya membawa sopir dan mobil dari rumah. tapi apa daya saat itu kemacetan merajalela di ibukota karena ada evnet Marathon nasional sehingga jalanan protokol ditutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun