Mohon tunggu...
DUDUN NAJMUDIN
DUDUN NAJMUDIN Mohon Tunggu... Dosen, Mahasiswa

Mahasiswa Doktor dengan kosentrasi kurikulum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Berbasis Penelitian di Perguruan Tinggi

22 April 2025   18:27 Diperbarui: 22 April 2025   18:27 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengantar

Perguruan tinggi tidak hanya membekali mahasiswanya dengan teori-teori yang sesuai dengan bidangnya. Namun mereka harus memiliki kemampuan meneliti yang baik agar calon mahasiswa tidak hanya memahami teorinya saja, namun juga menerapkannya. Hal ini tidak mungkin terjadi tanpa dorongan langsung dari perguruan tinggi terkait. Kurikulum berbasis penelitian memberikan gambaran yang lengkap kepada universitas sehingga dapat membekali seluruh mahasiswanya dengan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan setelah lulus atau dalam tugas akhirnya skripsi, tesis dan disertasinya.

Kurikulum perguruan tinggi berbasis penelitian tidak hanya agar mahasiswanya saja, tetapi dosen juga mendapatkan pemahaman sehingga seluruh civitas universitas mempunyai pemahaman yang sama. Setelah kurikulum diterapkan, maka kurikulum menjadi acuan dan pedoman universitas. Kurikulum perguruan tinggi berbasis penelitian diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap semua kalangan untuk memiliki pengetahuan ilmiah.

Dosen dan mahasiswa merupakan cendekiawan yang mempunyai ilmu yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, dalam hal ini penelitian. Penelitian ini, meskipun merupakan bagian dari tridharma perguruan tinggi, namun nampaknya belum terlaksana dengan baik. Jadi kita masih menemukan ilmuwan yang kurang memikirkan apa yang disebut penelitian. Oleh karena itu partisipasi mereka dalam penelitian sangat terbatas. Dengan kurikulum berbasis penelitian, universitas menawarkan inovasi kepada semua sarjana yang tertarik pada penelitian. Oleh karena itu, penulis disini mengajukan solusi yang dapat mengurangi kegelisahan yang saat ini ada di perguruan tinggi dengan kurikulum berbasis riset.

  • Kurikulum

Secara umum istilah "kurikulum" merujuk pada beberapa hal. Selama beberapa dekade, studi kurikulum telah mengeksplorasi tujuan moral, politik, dan ideologi di balik berbagai konsep kurikulum(Muhammad Hifdil Islam, 2019). Kurikulum merupakan istilah yang banyak digunakan dan tidak memiliki arti universal dalam penelitian pendidikan tinggi. Kurikulum muncul sebagai serangkaian inisiatif untuk dimasukkan ke dalam kurikulum. Ada kecenderungan untuk memetakan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan utama untuk menentukan kurikulum inti, memperbarui program dan memberikan panduan normatif bagi perancang kurikulum di seluruh institusi. Ini muncul sebagai katalog keterampilan, pengetahuan dan kompetensi.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kesenjangan pengetahuan lingkungan dan keahlian para spesialis desain dalam kaitannya dengan tantangan besar masa depan dan tujuan keberlanjutan. Dia melakukan penelitian di antara para profesional perencanaan yang sudah bekerja di lapangan dan mengidentifikasi kesenjangan dalam pengetahuan tentang perubahan iklim dan pengelolaan air, serta kesenjangan dalam pemikiran kritis dan keterampilan penelitian independen. Ia menyarankan untuk menganalisis kurikulum yang ada dan merevisi kurikulum antar program yang berbeda.(Rangkuti, 2016)

Upaya serupa dengan yang dijelaskan di atas merupakan tipikal program yang berorientasi profesional dan interdisipliner di mana terdapat kebutuhan yang jelas untuk memperbarui kurikulum untuk memenuhi tantangan saat ini. Bertentangan dengan gagasan utama kurikulum, batasan mata pelajaran tradisional dan batasan antara pengetahuan dan keterampilan cenderung bersilangan. Tujuan utama kurikulum adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan yang secara optimal mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam memecahkan masalah yang semakin kompleks.

  • Perguruan Tinggi

Kampus merupakan tempat yang ideal untuk melakukan kegiatan penelitian. Sebab, kampus ini mempunyai sarana dan prasarana yang sangat mendukung. Sebagai lembaga pendidikan yang menjadi pabrik peneliti, sangat wajar jika kampus berperan penting dalam melahirkan ide atau konsep baru dalam menciptakan produk akademik yang berdaya saing dan bermanfaat secara sosial. Namun hal tersebut tercapai bila aturan politik dan birokrasi akademik bersahabat sehingga dapat muncul budaya akademik berpikir kritis, kreatif, inovatif dan inisiatif dari seluruh civitas akademika di lingkungan kampus. Selain itu, idealnya banyak peraturan administrasi yang tidak terlalu membatasi dosen sehingga dosen mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan penelitian.(Annala et al., 2023)

Kurangnya budaya ilmiah di kampus mungkin disebabkan oleh faktor civitas akademika yang kadang beranggapan bahwa peran dosen hanya sekedar mengajar. Jika hal ini terus berlanjut maka jati diri kampus sebagai lembaga penelitian yang menjunjung tridharma perguruan tinggi akan hilang. Budaya riset terbangun ketika sebuah kampus dapat secara berkesinambungan membina civitas akademikanya.nSelain itu, kampus-kampus diharapkan mampu mengembangkan jaringan antar kampus baik dalam maupun luar negeri sehingga tercipta kolaborasi penelitian antar kampus.(Annala et al., 2023)

Kesimpulan

Kurikulum dalam konteks pendidikan tinggi bukan hanya sekadar daftar mata kuliah, tetapi merupakan instrumen strategis yang mencerminkan tujuan moral, politik, dan ideologis dari suatu institusi. Dalam praktiknya, kurikulum terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman, terutama dalam merespons kesenjangan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan tantangan global seperti perubahan iklim dan keberlanjutan. Oleh karena itu, pembaruan kurikulum yang bersifat interdisipliner dan profesional menjadi penting untuk menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis, mandiri, serta mampu memecahkan persoalan kompleks lintas disiplin ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun