Mohon tunggu...
Senpai D2
Senpai D2 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Nikmati Penerbanganmu dengan Hiburan Virtual Reality di Dalam Pesawat

9 Oktober 2018   10:50 Diperbarui: 9 Oktober 2018   11:27 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penumpang pesawat dapat menyaksikan (dan bahkan merasakan) suasana di pantai ketika sedang terbang, alih-alih di dalam pesawat.

Pada awalnya, di dalam pesawat terbang terdapat televisi overhead yang menayangkan film sebagai hiburan. Kemudian banyak maskapai penerbangan mulai memperkenalkan layanan hiburan dalam penerbangan yang dapat diakses melalui telepon pintar penumpang melalui sistem wi-fi pesawat, dan berkat itulah kini penumpang  bisa menikmati pengalaman Virtual Reality ketika dalam penerbangannya. 

Alaska Airlines baru saja menjadi operator pertama di Amerika yang menawarkan headset virtual-reality sebagai media hiburan di penerbangannya. Sejauh ini, program ini memiliki ketersediaan yang terbatas. 

Ini ditawarkan sebagai percobaan untuk penumpang kelas satu di dua rute, Seattle ke Boston dan Boston ke San Diego, antara 23 hingga 27 September 2018. Namun jika hiburan virtual reality terbukti populer di kalangan penumpang, untuk kedepannya akan terus di perpanjang dan diperluas lagi.

Alaska bukan operator pertama yang menawarkan hiburan virtual reality. Layanan ini disediakan oleh perusahaan Amerika-Prancis bernama SkyLights, yang juga menawarkan virtual reality dalam penerbangan di XL Airways, Corsair dan Joon. 

Sementara itu, sebuah perusahaan pesaing, Inflight VR, baru-baru ini memperkenalkan hiburan virtual reality pada Small Planet Airlines yang berbasis di Lithuania, awalnya tersedia pada penerbangan antara Amsterdam dan Eropa selatan, dan produknya akan diuji lebih lanjut pada Iberia dari Spanyol setelah uji coba antara Madrid dan Tel Aviv.

Jadi mengapa maskapai penerbangan berpikir bahwa penumpang akan menyukai virtual reality ketika di angkasa? Alasan yang paling jelas adalah agar wisatawan tidak merasa seperti berada di pesawat. 

Orang-orang dalam perjalanan bisnis dapat membayangkan bahwa mereka berada di pantai atau di pegunungan, daripada terkurung dalam burung besi yang sempit. 

Untuk maskapai penerbangan, potensi virtual reality juga tampak menarik, mengingat bahwa headset jauh lebih ringan dibanding layar film, memungkinkan penghematan biaya bahan bakar. 

Di tambah lagi, ini juga memiliki potensi untuk konten virtual reality promosi dan campaign yang tentunya dapat menambah pemasukan juga bagi maskapai dari para pihak yang memasang iklan di sana.

Travel Weekly mengklaim bahwa "penumpang kelas ekonomi dapat menggunakan kacamata virtual-reality untuk menciptakan ilusi seolah mereka sedang duduk di kursi kelas bisnis yang nyaman." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun