Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keikhlasan Seorang Ibu untuk Sang Difabel

11 Juli 2021   14:45 Diperbarui: 11 Juli 2021   14:58 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semua orang tua berharap yang terbaik untuk anak-anaknya, bahkan sangat menginginkan sang buah hati memiliki raga atau paras yang sempurna.

Namun kesempurnaan yang diharapkan tak selamanya datang. Bisa jadi apa yang diharapkan tak berkesesuain dengan kenyataan.

Apa hendak di kata jika Tuhan berkehendak lain. Banyak para ibu berharap selama mengandung jabang bayi sekira 9 bulan, mereka menjaga asupan makanan, minuman sesehat mungkin, sebergizi mungkin.

Cek kehamilan setiap bulan jangan sampai bayi yang di kandungnya kenapa-kenapa. Kalau perlu diberi vitamin untuk kesehatan sang jabang bayi. USG pun bisa dilakukan setiap bulan walau harus mengeluarkan dana yang tak sedikit tapi demi buah hati mereka rela sisihkan sedikit uangnya.

Hari yang ditunggu pun telah tiba . Sang jabang bayi terlahir secara normal layaknya kelahiran kebanyakan wanita. Namun tak sedikit pula orang tua yang merasa kecewa ketika menyaksikan kelahiran buah hati nya tak sempurna fisiknya.

Berat namun harus diterima dengan besar hati pemberian Ilahi ini. Karena diluar sana berapa banyak rumah tangga yang tanpa kicau anak-anak di dalam rumahnya.

Bersyukur adalah obat terampuh dalam menyikapi kenyataan ini. Itu bagi mereka yang masih meempunyai rasa kemanusiaan.

Tetapi tak sedikit orang tua yang mengingkari takdirnya. Terkadang sang buah hati yang tak berdosa menjadi korban dari kebiadabannya. Dia harus meregang nyawa di tangan Ibunda, satu saja alasannya karena rasa malu.

Sungguh naif prilaku minus akhlak itu. Seorang ibu haruslah mampu melindungi dan memberi rasa aman terhadap buah hati. Tapi itu terjadi hanya pada segelintir orang tua saja.

Kebanyakan seorang ibu akan lebih menyayangi anaknya yang memiliki nasib tak seberuntung anak-anak lain. Keikhlasan yang selama hampir 9 bulan dia curahkan tetap tak berubah kendati apapun keadaannya.

Sang ibu rela menggadaikan nyawa nya saat melahirkan, rela bersimbah darah, dan bahkan rela kehabisan nafas demi keselamatan buah hati. Dengan menerima takdir ilahi dia berharap mendapat keberkahan dan pahala dari sang pencipta.

~Warkop dki~ 10 juli 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun