Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dibawah Bayang-bayang Sayap Malaikat Maut

25 Juni 2021   12:02 Diperbarui: 25 Juni 2021   12:09 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti dikutip dari tweet Prof. Yusril Ihza Mahendra, "6. Kini Prof Muladi telah tiada. Kita kehilangan tokoh besar bangsa dan negara serta ilmuwan hukum yang sangat berwibawa. Usia manusia ada batasnya. Segala yang bernyawa akan mati. Kita semua akan kembali kepadaNya..." 

Termaktub pula dalam QS. Al-Anbiya 21: 35.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: "Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami." 

Usia manusia ada batasnya, ya.. memang benar. Kita hidup dibatasi oleh ruang dan waktu, satu hal yang jarang dipikirkan oleh orang banyak. Karena mungkin aktivitas keseharian melalaikan kita. Ada pepatah bilang "asal tanah kembali ke tanah". Manusia diciptakan dari unsur tanah maka suatu saat secara sunnatullah akan dikembalikan menjadi tanah hilang tak berbekas. Maut setiap saat mengintai setiap yang bernafas, di bawah bayang-bayang sayap Malaikat maut inilah kita hidup. 

Entah besok atau lusa, kapan dan dimana kita tidak ada yang mengetahuinya. Maka spirit agama menuntut manusia untuk senantiasa menyadarinya, bahwa suata saat tiba giliran bagi dirinya dipanggil Sang Maha Kuasa lewat malakut maut. Agama (dalam hal ini islam), mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa mempersiapkan diri bahwasanya setelah kematian ada kehidupan yang abadi. Sejatinya kematian hanyalah pintu gerbang menuju kehidupan yang abadi tersebut. 

Produktivitas manusia dibatasi oleh usia, seperti dilansir dari laman nanopdf.com, "Depkes RI menyebutkan bahwa usia produktif adalah antara 15 - 54 tahun. Dalam penelitian ini umur yang diambil adalah umur antara 17 - 47 tahun, sehingga usia tersebut masih termasuk usia kerja yang produktif. 

Sungguh waktu yang sangat singkat sekali produktivitas kita hanya berkisar sekitar 30 - 35 tahun saja. Setelah itu akan menjadi beban orang lain, mungkin menjadi beban anaknya, saudaranya, ataupun tetangganya. Tinggal di panti-panti jompo bagi mereka yang tidak punya keluarga, atau punya keluarga tapi enggan untuk mengurusi. 

Ironis, jika hidup yang sesingkat ini hanya dihabiskan oleh hal-hal yang tak berguna. Menciptakan sebuah karya positif merupakan hal yang sangat baik kemudian mewariskannya kepada generasi selanjutnya. Maka secara tidak langsung kualitas umurnya panjang bahkan bisa ratusan tahun selama karyana tetap hidup di tengah-tengah masyarakat, seperti jasa para pahlawan yang namanya tetap dikenang walaupun umur sebenarnya hanya puluhan tahun saja.

Begitulah hendaknya kita mengisi sisa usia kita walau di bawah bayang- bayang Malakul maut, namun kita tidak "kalap", karena kita sudah mempersiapkannya sebaik mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun