Mohon tunggu...
Titik Nurjanah
Titik Nurjanah Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti Sosial

Senang menulis perihal pengasuhan tentang anak, memasak bekal, mendaki dan traveling bersama suami dan dua anak.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Aman dan Ceria Membersamai Anak di Rumah dengan Internet

13 Mei 2023   18:49 Diperbarui: 13 Mei 2023   18:53 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 https://id.wikibooks.org/wiki/Berkas:Maslow%27s_Hierarchy_of_Needs2.svg - 

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow pada tingkatan kedua dan ketiga; kebutuhan rasa aman dan kasih sayang yang menjadi dasar kebutuhan setiap manusia dirasakan perlu diwujudkan sebagai suatu kewajiban yang harus terpenuhi (Maslow, A. H. (July 1943). "A theory of human motivation"). Kebutuhan ini dimulai, sudah sejak manusia lahir dan tumbuh dilingkungannya, orang tua memiliki kewajiban yang tidak bisa digubris untuk memenuhi perihal ini sebagai sebuah tantangan. Kedua tingkatan hierarki Mashlow ini, dihadirkan di tempat utama, dimana anak dan orang tua berteduh yang paling aman dan nyaman, yaitu rumah tinggal.

Bagan 1. Hierarki Kebutuhan Maslow

Kedua orang tua yang bekerja, keduanya sebagian besar memiliki kegundahan hati dan juga perasaan yang terombang-ambing ketika akan meninggalkan anak di rumah. Kedua kebutuhan itu adalah "stage" awal yang perlu dipikirkan orang tua dalam pemenuhan kebutuhan anak. Pilihannya adalah menggantikan peran orang tua untuk sementara ketika bekerja "beberapa jam". Kuncinya adalah kepercayaan akan rasa aman, baik kepada "pengasuh anak" di rumah maupun jasa "penitipan atau daycare". Tahun 2000-an, internet provider masih amat sangat langka di Indonesia, jaringannya tidak semua bisa mendapatkan kemudahan jangkauan untuk dapat mengaksesnya di rumah. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyambut revolusi industri digital dengan fokus meratakan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia sebagai jargon utamanya dalam pemerataan internet yang merata hingga keperbatasan terluar Indonesia (https://www.kominfo.go.id/content/detail/14308/kemenkominfo-fokuskan-pemerataan-internet/0/sorotan_media).

Tahun 2015, Internet Provider besutan Telkom Indonesia, IndiHome, hadir di Jabodetabek, beruntungnya rumah dan lingkungan tempat tinggal termasuk perumahan berkonsep "cyber city", prioritas akses internet ditawarkan di setiap rumah. Kemudahan itu berawal dari sini, sebagai pasangan suami istri yang bekerja dan memiliki dua orang anak berumur lima tahun dan tiga tahun saat itu, hal ini menjadi kebutuhan wajib bagi kami untuk menyediakan internet di rumah. Pemenuhan tingkatan kedua dan ketiga dalam hierarki Maslow, mulai kami bangun dan penuhi perlahan dengan adanya internet, teknologi, dan dukungan lingkungan perumahan. Berikut langkah yang saya bangun dalam memenuhi rasa aman nan ceria membersamai anak di rumah dengan adanya internet  sebagai langkah awal, bagian ini dipisahkan dalam dua kubu besar sebagai berikut:

Tingkatan kedua Hierarki Maslow "Safety" (Kebutuhan akan rasa aman)
*Lihat (Bagan 1)

1. CCTV dan Internet

Rentang usia anak-anak kebutuhan akan rasa aman porsinya jauh lebih besar untuk mereka merasa dan berada di tempat yang tepat, yaitu rumah. Rasa aman secara fisik dan emosional merupakan bentuk mutlak untuk menciptakan kewaspadaan anak yang semakin tumbuh terbentuk seiring mereka beranjak bertambah usia, mereka akan memiliki kewaspadaan yang makin besar akan sekitar. Tak bisa dipungkiri, awal pembelajaraan kewaspadaan ini dibentuk di rumah. Oleh sebab itu kebutuhan akan internet menjadi mutlak bagi kami sebagai orang tua untuk menghadirkan rasa aman di rumah dengan "menciptakan pengawasan terpadu" dengan penggunaan CCTV berbasis teknologi yang didukung dengan koneksi internet yang mumpuni kestabilannya 24 jam. Pengawasan akan rumah dapat terpantau 24 jam meskipun orang tua dan anak terpisah jaraknya untuk beberapa jam. Koneksi ini menghadirkan pengawasan penuh akan rasa aman di era digital yang semakin maju di Indonesia.

Pos satpam dengan akses masuk satu pintu dengan "gate control" sebagai "access control" orang luar atau bukan penghuni dan dipantau CCTV keamanan cluster 24 jam, ini menjadi salah satu bentuk pemenuhan rasa aman untuk anak dan orang tua terhadap kepercayaan pada lingkungan yang aman di rumah. Hal ini tak akan terjadi tanpa bantuan teknologi, internet, petugas keamanan dan komunitas penghuni yang saling mendukung. Sejatinya rasa aman tumbuh karena adanya komunitas yang saling menjaga. Teknologi dan internet melengkapinya. Di rumah pun, CCTV aktif 24 jam berkat adanya akses internet yang terpasang sejak 2015. Di era sekarang, rasa aman ini tercipta terutama untuk anak dan orang tua untuk saling mencapai kebutuhan dalam rasa aman.
 
2. Remote Working (Bekerja jarak jauh)

Tahun 2018, kegalauan atau baby blues sebagai Ibu dengan dua orang anak masih menyelimuti hati nurani saya, antara tetap bekerja dengan merasa membuang-buang waktu dengan kemacetan kota Jakarta yang aduhai...bikin pusing kepala dengan membawa kendaraan pribadi yang sungguh super capek tenaga beserta pikiran atau pilihan naek kendaraan umum yang harus lebih pagi berangkatnya. Dua-duanya bikin saya galau sebagai orang tua, dukungan suami pun terus menyemangati saya. Kabar baik itu pun datang, akhir agustus di tahun yang sama, pilihan kesempatan itu datang, saya mendapatkan kesempatan bekerja untuk "full remote working", artinya saya bisa bekerja dari rumah. Dengan bekerja di rumah namun tetap terkoneksi dari kantor Jakarta-batam-singapura, via skype kala itu dengan saya tetap bisa bekerja dari rumah tanpa harus ke kantor. Vice-Verca, antara doa dan tetap terus berkarya dalam pekerjaan yang saya geluti terjawab sudah di tahun itu. Alhamdulillah gembira luar biasa saya, suami dan kedua anak kami. Kebetulan saya sejak menikah tahun 2009, berkomitmen untuk tidak memiliki ART (asisten rumah tangga) yang tinggal di rumah.

Sejak anak pertama saya lahir setelah masa cuti habis, saya menitipkan buah hati saya di sebuah daycare yang saya percaya kala itu ketika saya dan suami bekerja. Buah hati kedua lahir tahun 2013, saya memiliki tetangga yang sepasang suami-istri (Anak kami memanggil kakek-nenek) yang telah bekerja dan mendukung serta menjaga keberlangsungan anter-jemput sekolah dan aktivitas les anak-anak serta kerapihan rumah tangga kami. Saya amat sangat percaya kepada beliau selama hampir 7 tahun mereka bekerja di rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun