Kabar perpecahan mulai menyeruak diantara para elit kubu Prabowo-Sandi. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan sikap yang cukup signifikan antara mereka. Misalnya baru-baru ini, Sandiaga masih percaya dengan Pemilu yang baru saja digelar ini. Menurutnya, Pemilu 2019 ini telah berjalan adil dan jujur.
Pernyataan Sandi itu disampaikannya saat mengunjungi Gor Radio Dalam, tempat penghitungan suara Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019). Â Di saat bersamaan, Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso menyebut telah terjadi kecurangan Pemilu 2019. mengatakan sebenarnya Prabowo-Sandiaga Uno menang hingga 80 persen bila tidak dicurangi.
Hal itu disampaikan Djoko Santoso saat menghadiri syukuran kemenangan dan konsolidasi pengawalan pemenangan Prabowo-Sandi di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). Perbedaan sikap itu menunjukan adanya ketidakkompakan diantara para elit di kubu 02 yang cenderung mengeluarkan narasi negatif dan tuduhan kecurangan kepada KPU, Bawaslu hingga TKN.
Pernyataan tersebut diyakini bukan tanpa konteks. Kekosongan kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang terlalu lama menimbulkan dugaan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari kesepakatan antara Prabowo dan Sandiaga.
Pernyataan Sandiaga yang terkesan normatif dan berbeda dengan Prabowo menunjukkan sikapnya yang sedang berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Hal ini ditengarai karena pertimbangan untuk menyelamatkan dirinya dalam dunia politik di masa yang akan datang.
Diakui atau tidak, di kubu Paslon 02 ini mulai kelihatan misi masing-masing dalam memperjuangkan kepentingannya. Partai pendukung Prabowo pun diketahui sudah tak begitu memikirkan hasil KPU karena merasa partainya telah lolos ke DPR. Sebaliknya, kelompok 212 cenderung bersemangat mengompori Prabowo karena kepentingannya terhadap perubahan sistem di negara Indonesia.