Mohon tunggu...
DuaBahasa
DuaBahasa Mohon Tunggu... Freelancer - Words are mighty powerful; it's the Almighty's word that perfected our universe

Terus mencoba membuat alihan bahasa yang enak dibaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meliatkan Pribadi Sang Pengasih (17): Menyimak Itu Sulit

1 Juli 2022   22:51 Diperbarui: 1 Juli 2022   22:52 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada kalanya anak-anak tidak puas bila hanya berbicara sendiri; mereka ingin berinteraksi dengan orangtua, dan untuk itu kita bisa penuhi permintaan mereka dengan berpura-pura mendengarkan. 

Biasanya yang anak-anak ingini pada saat seperti itu bukan komunikasi melainkan sekadar kedekatan, dan dengan pura-pura mendengarkan, orangtua akan membuat anak-anak merasa "ditemani", sesuai keinginan mereka.

Anak-anak sendiri suka menyambung dan memutus pembicaraan, dan tidak masalah bagi mereka jika orangtua mendengarkan hanya sesekali saja karena mereka juga sekali-sekali saja berbicara dan berinteraksi. Mereka tahu aturannya memang demikian.

Jadi selama berbicara, mereka hanya sebentar saja butuh atau ingin orangtua mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.

Tugas orangtua amat banyak dan pelik. Salah satunya adalah sedapat mungkin tahu kapan harus mendengarkan dan kapan tidak harus mendengarkan, dan kapan menanggapi celoteh mereka dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Orangtua seringkali tidak bisa seimbang dalam mendengarkan dan tidak mendengarkan. Alasannya, walau tidak butuh waktu lama, banyak orangtua yang tidak mau atau tidak bisa mencurahkan tenaga untuk benar-benar mendengarkan.

Tidak banyak orangtua yang bisa. Mungkin mereka merasa sudah mendengarkan dengan sungguh- sungguh padahal sebetulnya hanya pura-pura mendengarkan atau hanya seperlunya mendengarkan. Jika begitu, mereka berarti membohongi diri untuk menutupi kemalasan mereka, karena untuk mendengarkan dengan seksama, meskipun hanya sebentar, dibutuhkan usaha luar biasa.

Pertama, diperlukan konsentrasi penuh. Kita tidak bisa mendengarkan orang lain dengan baik sambil mengerjakan hal lain. Jika orangtua ingin sungguh-sungguh mendengarkan anaknya, mereka tidak boleh mengerjakan hal lain. 

Bila orangtua ingin mendengarkan dengan sungguh-sungguh, waktunya harus tercurah hanya untuk sang anak; saat itu harus menjadi waktunya sang anak. 

Jika kita tidak bersedia mengesampingkan yang lain, dan terus mencemaskan hal lain dan memikirkan waktu, artinya kita tidak berniat sungguh-sungguh mendengarkan.

Kedua, berkonsentrasi penuh mencerna kata-kata anak usia enam tahun butuh usaha jauh lebih keras daripada mendengarkan pembicara yang hebat. Anak-anak tidak lancar ketika bicara --ucapan mereka cepat dan sering berhenti dan diulang-ulang-- membuat kita sulit berkonsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun