![[Foto: koleksi pribadi - rumpun melati; anak gembala & ternaknya]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/10/24/impas-2-617567c9dfa97e32233f0942.jpg?t=o&v=770)
![[Foto: koleksi pribadi - rumpun melati; anak gembala & ternaknya]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/10/24/impas-2-617567c9dfa97e32233f0942.jpg?t=o&v=260)
Impas? Kok kita sepertinya barteran dengan alam?
Bukan, bukan begitu. Ini cara kita menebus kesalahan dan memperbaiki keadaan. Cara kita mencintai Ibu Pertiwi. Cara beliau mengasihi kita.
![[Foto: koleksi pribadi - rumpun melati; anak gembala & ternaknya]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/10/24/impas-2-617567c9dfa97e32233f0942.jpg?t=o&v=555)
[Foto: koleksi pribadi - rumpun melati; anak gembala & ternaknya]
Kok cinta dan kasihnya terkesan bersyarat?
Mungkin ya, betul, bersyarat. Bumi mengasihi kita, dengan syarat. Tapi memang syarat wajib ada. Supaya kita manusia tidak semena-mena.
Siapa tahu, karena bumi mensyaratkan skor mesti seri, kita terpacu untuk mencapai titik net-zero dan carbon neutral, bahkan carbon negative, tidak lama lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!