Mohon tunggu...
Taruri Deti Aniska
Taruri Deti Aniska Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru Taman Kanak Kanak di Kabupaten Bantul DIY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Clay untuk Mengurutkan Pola ABCD-ABCD

13 Desember 2022   12:06 Diperbarui: 13 Desember 2022   12:13 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu aspek pengembangan yang perlu dikembangkan pada anak usia dini ialah aspek perkembangan kognitif. Menurut Susanto (2011: 48) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kognitif adalah aspek perkembangan yang langsung berhubungan dengan otak yang merupakan pusat kontrol diri manusia. Menurut Rahayu (2014: 12) kognitif adalah kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, daya cipta, serta daya ingat dalam memahami sebuah konsep-konsep dalam kehidupan anak dan merupakan perpaduan antara intelektual dan pengetahuan yang dimiliki oleh anak. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kognitif anak, diperlukan pengalaman belajar yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembalajaran bagi anak usia dini.

Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Menurut Piaget (Slamet Suyanto: 2005), semua anak memiliki pola perkembangan kognitif yang sama dengan melalui empat tahapan, yaitu (1) sensorimotor, (2) pra-operasional, (3) konkret praoperasional, dan (4) formal-operational. Menurut Patmonodewo (Sriyani, 2022: 49) kognitif merupakan “tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan kognitif menunjukan perkembangan dari cara anak berfikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat digunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan”. Menurut Jamaris (Sriyani: 2022) aspek perkembangan kognitif ada 3 yaitu: 1) berfikir simbolis, yaitu kemampuan berfikir tentang objek dan peristiwa walau objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) dihadapan anak. 2) berfikir egosentris, yaitu berfikir secara benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, dapat meletakkan cara

pandangnya disudut pandang orang lain. 3) berfikir intuitif, yaitu kemampuan  untuk menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.

Menurut Rahayu (Maryati, 2020: 134) aspek perkembangan kognitif anak yang perlu dikembangkan salah satunya adalah dalam hal pemahaman matematika antara lain: (1) memilih, membandingkan, dan mengurutkan, (2) klasifikasi, (3) menghitung, (4) angka, (5) pengukuran, (6) geometri,(7) membuat grafik, (8) pola, dan (9) problem solving. Konsep-konsep tersebut perlu diperkenalkan kepada anak sebagai bekalnya kelak di masa depan.

Dalam Undang-Undang Permendikbud No 137 Tahun 2014 pada perkembangan kognitif dikatakan bahwa usia 5-6 tahun anak sudah mengenal pola ABCD-ABCD. Patterning adalah menyusun rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara dan gerakan-gerakan yang dapat diulang (Sujono,dkk: 2007). Kegiatan menyusun pola pada anak dimulai dari susunan yang sederhana antara 2 benda (AB-AB) lalu ke susunan yang lebih sulit seperti 3 benda (ABC-ABC) dan ke susunan yang lebih sulit lagi seperti 4 benda (ABCD-ABCD). Pengenalan pola ABCD-ABCD yang dilakukan dapat berdasarkan dimensi ataupun kriteria tertentu seperti warna, bentuk, dan ukuran. Contoh pola AB berdasarkan ukuran yang dapat disusun oleh anak adalah besar-kecil, panjang pendek, dan sebagainya. Sedangkan untuk pola ABC berdasarkan bentuk yang dapat disusun oleh anak contohnya adalah segitiga-lingkaran-persegi, radio-kentongan-handphone, dan sebagainya. Anak-anak juga dapat menyusun pola ABCD berdasarkan warna, misalnya seperti merah-hijau-oranye-biru. Dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak khususnya pada pengenalan pola guru memiliki peran yang sangat besar dalam kecerdasan matematika anak dengan menggunakan media. Sehingga dibutuhkan suatu pembaharuan media yang cocok dan efektif dalam pengembangan kemampuan mengenal pola ABCD-ABCD anak.

Peranan media pembelajaran sangat penting dalam penyampaian materi pembelajaran. Media pembelajaran berupa sarana fisik berkaitan erat dengan tahap perkembangan kognitif anak. Anak-anak usia 5 hingga 6 tahun sedang berada pada masa peralihan antara tahap praoperasional ke tahap operasional konkrit. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak membuat pola ABCD-ABCD adalah dengan menggunakan clay.

Salah satu terobosan media pembelajaran yang menarik adalah dengan menggunakan clay. Menurut Stephani (Pratiwi, 2016) berkreasi dengan clay mengingatkan kita pada kegiatan bermain dengan lilin mainan. Bedanya lilin mainan sudah mempunyai warna dan tidak bisa mengeras. Sementara clay yang terbuat dari bahan lain atau adonan (tepung, lem fox) bisa beri warna dan bisa mengeras. Fisiknya lentur dan halus, membuatnya mudah dibentuk menjadi apa saja, dan dijadikan media nyata untuk pembelajaran yang bersifat abstrak. Menurut David Bainbridge “Seni kerajinan clay ini selain untuk mengasah kemampuan otak kanan dan meningkatkan kreativitas daya imajinasi anak juga untuk melatih kerja syaraf motorik anak sehingga banyak yang menggunakan kerajinan clay ini sebagai alternatif untuk membantu anak yang mengalami hambatan tangan khususnya dalam mengerakan jari-jemarinya dan mengasah konsentrasi anak dalam membentuk clay”.

Jahe merupakan rempah yang amat sering digunakan oleh orang Indonesia. Tanaman obat satu ini bisa tumbuh subur di tanah basah. Jahe bisa dibuat menjadi berbagai macam olahan seperti: wedang jahe, wedang ronde, permen jahe, roti jahe, dll. Penanamannya yang sangat mudah juga membuat budidaya ini bisa dijalankan oleh siapa saja. Tanpa perawatan yang rumit, jahe bisa tumbuh subur dan cepat. Selain itu, kelebihan lain dari budidaya jahe ini adalah manfaatnya yang sangat banyak. Mulai dari pelengkap bumbu masakan sampai untuk mengobati berbagai penyakit. Manfaat jahe bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut:

Memperlancar aliran darah dalam tubuh

Dapat membantu penyembuhan penyakit kolesterol

Bisa menjadi anti-inflamasi, antioksidan, analgesik, antikarsinogenik dan juga untuk menguatkan jantung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun