Mohon tunggu...
Dsk Md Kurnia Widyasari
Dsk Md Kurnia Widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Teori Atom

14 September 2022   10:43 Diperbarui: 14 September 2022   10:51 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh karena teori Dalton memiliki kekurangan maka, J. J Thomson (1896) seorang ilmuan asal Britania Raya, Inggris menyempurnakan teori tersebut dengan menemukan adanya elektron. Sehingga, muncul sebuah teori baru yaitu atom memiliki elektron bermuatan negatif yang tersebar secara merata di dalam atom. 

Hal tersebut diumpamakan seperti roti kismis hal ini dikarenakan elektron yang bermuatan negatif tersebar di dalam bola atom yang bermuatan positif.  Walaupun Thomson telah melakukan percobaan sehingga menemukan adanya elektron di dalam atom, teori ini juga masih diragukan karena memiliki berbagai kelemahan yang di antaranya tidak dapat  menjelaskan susunan muatan positif dan elektron di dalam atom.

Kemudian, pada tahun 1911 seorang ilmuan bernama E. Rutherford melakukan percobaan untuk melengkapi teori sebelumnya dengan cara menembakkan sinar pada lempeng logam. Dari percobaan tersebut memperoleh hasil bahwa atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif (+)  sedangkan elektronnya bermuatan negatif (-).

Tidak hanya itu saja, ia mengatakan besar volume atom adalah ruang kosong yang memiliki massa terpusat di inti atom. Selain itu, atom juga memiliki inti yang bermuatan positif sehingga dikelilingi oleh suatu elektron pada jarak tertentu yang akan membentuk sebuah orbital. Hasil dari percobaan Rutherford mampu melengkapi teori Thomson dengan menemukan adanya muatan positif di dalam atom. 

Walaupun teori atom oleh Rutherford telah melakukan percobaan serta mampu mengungkap kelemahan pada teori sebelumnya, teori ini juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari hasil temuannya yaitu tidak menjelaskan spektrum garis yang terjadi pada atom hidrogen, kurang menjelaskan bagaimana letak sebuah elektron dan rotasinya terhadap atom dan alasan elektron yang tidak bisa jatuh ke inti.

Beberapa tahun kemudian, muncul teori atom oleh Niels Bohr (Tahun,1913). Niels Bohr menggunakan acuan teori kuantum planck untuk menyempurnakan teori atom oleh Rutherford. 

Melalui percobaan yang dilakukan diperoleh hasil yaitu suatu elektron yang berada dalam atom mampu bergerak mengelilingi inti pada lintasan tertentu namun tidak dapat memancarkan sebuah energi. Lintasan-lintasan elektron disebut kulit atom (K, L, M, N) yang memiliki tingkat energi berbeda-beda di setiap unsurnya. Kemudian, elektron-elektron ini mampu berpindah tempat dari satu lintasan ke lintasan lainnya.

Adanya perpindahan elektron dari energi tinggi ke rendah akan disertai oleh pemancaran energi, sebaliknya dari tingkat energi rendah ke tinggi disertai adanya penyerapan energi. Elektron-elektron yang mampu bergerak secara bebas pada suatu lintasan selalu berada pada keadaan stasioner yang menandakan elektron tidak mampu menyerap atau memancarkan energi.

Model atom Bohr telah menjelaskan terkait spektrum hidrogen secara sederhana tetapi tidak dijelaskan spektrum  kompleks lebih lanjut. Sehingga, teori atom Bohr memiliki kekurangan yaitu tidak menjelaskan  ketidakpastian Heisenberg , dan mengenai kulit elektron yang mampu mengelilingi atom tidak berbentuk lingkaran tetapi berbentuk menyerupai elips.

Berbagai macam teori atom telah dikemukakan oleh para ilmuan yang berasal dari gagasan pikiran hingga melakukan berbagai percobaan namun, setiap teori atom tersebut memiliki kelebihan ataupun kekurangan. Sehingga, pada tahun selanjutnya muncul sebuah teori  atom modern atau teori mekanika kuantum oleh beberapa ahli kimia untuk menyatukan berbagai gagasan sehingga mampu menyempurnakan teori atom. 

Pertama, pada tahun 1923 oleh Louis Victor de Broglie  yang mengatakan bahwa elektron dalam suatu atom dilihat sebagai suatu partikel dan gelombang. Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger mempunyai gagasan tentang persamaan gelombang dalam atom. Selanjutnya, pada tahun 1927 seorang ahli bernama Werner Hesenberg yang membahas tentang asas ketidakpastian posisi elektron. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun