Mohon tunggu...
DrsMakir
DrsMakir Mohon Tunggu... Guru - Guru Agama Islam

Saya adalah guru agama Islam di SDN Pepelegi 2, Kecamatan Waru-Sidoarjo. Selain itu saya juga menjabat sebagai Ketua KKG PAI (Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam) di tingkat Kecamatan. Di tingkat Kabupaten saya juga aktif di kegaiatan KKG PAI. Di organisasi Profesi yaitu PGRI saya menjabat sebagai Ketua Cabang dan sebagai pengurus PGRI ranting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengembangan Asesmen Diagnostik Non Kognitif pada Mata Pelajaran Agama Islam

31 Maret 2023   02:15 Diperbarui: 31 Maret 2023   02:16 3243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan Asesmen Diagnostik Non Kognitif Pada Mata Pelajaran Agama Islam

Oleh

Drs. Makir

Guru SDN Pepelegi 2

 

             Untuk bisa membuat asesmen diagnostik non-kognitif ini guru harus menyiapkan beberapa pertanyaan yang mendalam yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi psikologi dan emosi siswa. Adapun jawaban dari pertanyaan yang dibuat guru tersebut tidak ada yang benar ataupun salah, karena kondisi psikologis dan emosi setiap siswa itu berbeda-beda. Guru dapat lebih menekankan apakah siswa telah menjawab secara jujur atau tidak. Kejujuran siswa disini sangat diperlukan karena guru dapat menggali lebih dalam tentang keadaan siswa. Keadaan siswa yang diamati guru tidak hanya diamati selama di sekolah saja, namun juga diamati dalam kehidupan siswa di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya.

             Menilik dari tujuan asesmen diagnostik non-kognitif yang pertama adalah memahami tingkat kesejahteraan emosi, psikologi, dan sosial siswa. Kondisi kesejahteraan ekonomi,psikologi, dan sosial siswa sangat penting untuk digali oleh guru karena guru akan dapat menentukan capaian pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswanya.  mengetahui aktivitas siswa ketika belajar di rumah, memahami kondisi keluarga siswa, memahami latar belakang pergaulan siswa, dan mengidentifikasi karakter, minat, serta gaya belajar siswa untuk mengetahui personalnya.

Tahap Asesmen Diagnostik Non-Kognitif terdapat empat tahap. Setiap jenis asesmen memiliki tahapan-tahapan yang berbeda-beda. Ini karena hasil akhir yang ingin dicapai pun berbeda. Tahap asesmen diagnostik non-kognitif yang pertama adalah Tahap Persiapan, tahap persiapan dari asesmen diagnostik non-kognitif ini ialah meyiapkan instrumen asesmen yang meliputi gambar atau emoji yang bisa mendukung suasana hati seseorang, membuat tabel pertanyaan atau sejenis kuisioner yang dihubungkan dengan gambar atau emoji di poin sebelumnya. Contoh pertanyaan dari asesmen diagnostik non-kognitif ini ialah seperti “Bagaimana perasaanmu saat ini?”, “Apa kamu merasa nyaman saat belajar di kelas?”, “Apa yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?", dan lain sebagainya. Yang kedua adalah Tahap Pelaksanaan, pada tahap ini, siswa harus mengisi instrumen asesmen yang telah guru buat. Pengisian instrumen tersebut harus dilakukan secara jujur tanpa ada tekanan atau paksaan dari pihak manapun. Supaya pengisian instrumen dapat berjalan sesuai dengan harapan, Anda dapat memberikan waktu bagi siswa untuk berpikir. Tahap ketiga adalah Tahap Diagnosis atau Tindak Lanjut, pada tahap ini, guru harus dapat menganalisis kondisi psikologi dan emosional siswa melalui hasil asesmen. Kemudian, guru dapat melakukan pendekatan dan melibatkan orang tua jika memang itu diperlukan.

Berikut beberapa contoh Asesmen Diagnostik Non-Kognitif pada mata pelajaran agama islam dalam merancang proses kegiatan belajar yang menarik dan menyenangkan. Contoh dari asesmen diagnostik non-kognitif  ialah sebagai berikut.

Contoh soal asesmen diagnostik non-kognitif SD ialah sebagai berikut.

1. Apakah kamu merasa nyaman ketika belajar di kelas?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun