Mohon tunggu...
Dwi Rara Permatasari
Dwi Rara Permatasari Mohon Tunggu... -

i am a thinker also a shooter. i am a life observer, politics watcher, economic science and astrology lover, a - never has ending - novelist . so here i am , lets share anything !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

FILSAFAT DAN HUBUNGAN TERHADAP KEJUJURAN DAN KERENDAHATIAN PARA ILMUWAN

17 November 2014   08:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:38 1647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

HAI ♥

ini tulisan pertama saya jadi saya mohon maaf untuk banyaknya typo dan kesok tahuan dalam penulisan ini, saya hanya berharap tulisan ini akan membawa manfaat dan menjadi wadah penyaluran beragam informasi bagi kita semua (dan saya sangat terbuka terhadap hal yang satu ini) :)

hari ini saya diminta bantuan lagi oleh salah satu teman dekat saya untuk penulisan karya ilmiahnya : Filsafat dan hubungannya membentuk ilmuwan yang jujur dan rendah hati. sebenarnya sebagai orang yang selalu mengaku "berfikir besar" saya tidak terlalu menyukai tema ini. lalu dengan sombongnya saya bertanya pada teman saya "yakin, pilih yang ini?" dia, dengan sikap simpelnya lalu menjawab " iya, soalnya paling gampang" . ahaha, that's so her. namun, selama mendalami karya ilmiah tersebut memaksa saya untuk menggali yang terdalam dari pemikiran saya. saya tidak pernah menduga karya ilmiah 3-5 lembar tersebut membawa saya kepemikiran - pemikiran yang tidak pernah saya pikirkan selama ini (atau mungkin pernah tapi saya abaikan).

sebelum lebih jauh mari kita membahas dulu, apa itu filsafat :

filsaat adalah ilmu tertua dalam bidang ilmu pengetahuan. sebenarnya saya masih yakin dan tidak yakin disini, mana yang paling tua antasa filsafat dengan ilmu pengetahuan itu sendiri. apakah filsafat yang karena prosses pemikiran dan penalaran manusia akhirnya melahirnkan ilmu pengetahuan, ataukah ilmu pengetahuan yang akhirnya melahirkan filsafat dalam klasifikasinya sebagai ilmu penalaran. namun, sampai saat ini para ahli masih memasukan sebagai Sub Ilmu pengetahuan.

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik), atau yang biasa saya sebut pengamatan kasat mata- yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). sumber : id.wikipedia.org/wiki/Penalaran . segala hal yang kita pelajari di dunia ini pasti akan menimbulkan efek domino atau sebab akibat yang menjadi kosekuensi dari hasil pemikiran dan penalaran tersebut. konssekuensi yang ada bisa berupa baik, dan bisa juga berupa buruk. contoh konsekuensi yang baik adalah : saat mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah di hidup kita, apabila kita menggunakan penalaran maka keputusan yang akan diperoleh adalah keputusan yang tidah hanya berdasarkan kasat mata, lebih bijak, dan plagmatis.

konsep penalaran yang di bentuk oleh filsafat tidak hanya menyajikan pemikiran berdasarkan rectoverso (dua arah yang saling bekesinambungan) namun juga banyak sisi. lebih tampak seperti kubus, atau mungkin juga seperti piramid yang berisi labiriin, dimana setiap pemikiran pasti menemukan dua cabang dan salah satu cabang diantaranya hanya akan menemukan jalan buntu.

filsafat dalam keilmuannya memiliki beberapa aspek :


  1. aspek ontology : aspek ini adalah aspek yang membahas tentang keadaan, kejadian, keberadaaan dan kenyataan. ontology biasa disebut landasan - landasan metafisik. yang mengkaji kebenaran akan hal yang sudah ada, atau AKAN ada. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Ontology
  2. aspek aksiology ; merupakan aspek yang membahas tentang uuntuk apa iilmu itu digunakan. menurut Bramell, aspek ini mengandung Moral Conduct, estetic expression, dan sosioprolitical
  3. aspek estimology : aspek ini adalah aspek yang membahas pengetahuan filsafat. aspek ini membahas bagaimana kita menari ilmu pengetahuan dan untuk apa ilmu pengetahuan tersebut. dalam aspek ini mengandung beberapa logika yaitu : analogi, silogisme, premis mayor & premis minor.


seperti bahasan diatas, mengenai manakah yang lebih dulu antar ilmu pengetahuan dengan filsafat, seperti yang kita lihat bahwa filsafat mengandung unsur ontology atau membahas segala sesuatu yang sudah ada, atau mungkin akan ada. bisa jadi, filsafat (yang dalam pemaknaannya berarti ilmu penalaran) akhirnya menciptakan filsuf - filsuf yang menghasilkan sesuatu. karena ciptaan ciptaan besar di dunia ini berdasarkan hasil kesatuan dari imaji - penalaran - pengambilan hipotesis - pengujian - emosi - pembuktian akan kebenaran - aktualisasi diri yang terangkum menjadi satu kesatuan, hingga akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun