Mohon tunggu...
Dristy Aulia
Dristy Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

generasi anti sensasi, kejar prestasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Usai

27 Oktober 2021   22:19 Diperbarui: 27 Oktober 2021   22:36 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Deru nafasku selalu kacau, pada setiap perjumpaan yang menyatukan dua pandangan tanpa sapa dan salam. Kemudian di relung hati serasa sesuatu berdesir hebat, meremukan rasa paling dasar yang naik pada penghujung mata hingga jatuhlah butiran bening tanpa mampu bertahan walau sebentar.

Tuhan maha baik, namun kita salah dalam mengambil peran sebagai sepasang yang saling menggenggam. Jelas saja munajatku selalu tertolak langit, sebab semesta telah mengutuk seribu tahun sebelum kelahiran, tentang siapa yang akan menjadi sepasang.

Kala itu aku sengaja mengajakmu berdansa. Merangkulmu dengan kasih, bercanda riang seperti kekanak-kanakan. Menikamati jeda dalam ruang tunggu yang mengulur perpisahan, untuk saling mendewasakan.

                        

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun