Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Suka Duka Asisten Lapangan

19 Desember 2021   21:03 Diperbarui: 13 Mei 2022   10:22 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengamalan menjadi asisten lapangan.| Sumber: Dokumentasi pribadi

Profesi asisten lapangan sudah tak asing lagi bagi lulusan pertanian maupun kehutanan. Banyaknya perusahaan di Indonesia yang bergerak dibidang pertanian, perkebunan dan kehutanan menjadikan profesi ini cukup terbuka luas. 

Adanya ekspansi wilayah perusahaan dan regenerasi karyawan membuat posisi asisten lapangan akan selalu dibuka setiap tahun bahkan setiap bulannya. Tak hanya yang berpengalaman, banyak pula lowongan kerja pada posisi ini juga mengincar para fresh graduate.

Kebetulan saya sendiri fresh graduate yang diterima bekerja disalah satu perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia khususnya area pembibitan (nursery). Memasuki masa training bulan ketiga, saya ingin membagikan pengalaman bagaimana menjadi seorang asisten di lapangan khususnya yang tinggal jauh dari pemukiman kota. Kiranya pengalaman ini dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang berminat bekerja sebagai profesi ini.

Pada saat awal memasuki sektor, saya kaget karena ternyata perumahan asisten berada satu wilayah dengan area HTI. Ekspektasi saya sebelumnya adalah tetap tinggal di kota dan jika bekerja baru memasuki area lapangan kerja. 

Suasana sepi di tengah hutan mulai dirasakan karena sebelumnya saya terbiasa tinggal pada keramaian suasana perkotaan. Jaringan yang sulit menambah kegelisahaan saya saat awal memasuki area HTI ini. Beruntungnya masih terdapat wifi yang walaupun terkadang bisa hilang secara tiba-tiba.

Akses makanan dan perbelanjaan kebutuhan sehari-hari juga cukup sulit karena jarak kota terdekat memakan waktu satu jam perjalanan. Makanan keseharian saya bergantung pada catering di kantin sini. 

Perbedaan harga antara catering dan makan terbang cukup jauh sehingga saya lebih memilih untuk catering bulanan. Keperluan barang dalam kehidupan sehari-hari seperti sabun, shampoo, detergen, cemilan, dan aneka kebutuhan lainnya biasanya saya beli di kota. 

Biasanya pada setiap minggu terdapat kendaraan beroda empat seperti mobil pick up yang masuk ke area HTI untuk berjualan juga sehingga kita dapat berbelanja kebutuhan pokok dan juga sayuran untuk memasak.

Pada awal bulan pertama merupakan masa adaptasi bagi saya karena saya yang terbiasa hidup di kota dengan fasilitas yang serba ada kini bertolak belakang. 

Beruntungnya staff dan buruh harian lepas (BHL) disini termasuk orang yang ramah sehingga saya tidak merasa dikucilkan walapun saya minoritas disini (satu-satunya suku Tionghoa di area ini). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun