Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yuk, Bertani Organik di Masa Pandemi

3 Februari 2021   01:21 Diperbarui: 3 Februari 2021   01:34 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa pandemi yang belum berakhir menyebabkan semua orang perlu berhati-hati dalam melakukan segala aktivitasnya. Ancaman virus yang dapat menular kepada siapapun tanpa mengenal waktu membuat kita perlu waspada. Mulai dari muda hingga tua, semua orang perlu menjaga jarak agar dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19. Kita hanya perlu mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran dari pemerintah agar terbebas dari serangan virus.

Pertanian di Indonesia saat ini masih berjalan dengan baik di masa pandemi, karena semua orang masih memerlukan hasil pertanian untuk makan. Pertanian di Indonesia masih banyak dilakukan secara konvensional daripada secara organik. Padahal jika dilihat, pertanian organik jauh lebih menguntungkan untuk dilakukan. Pertanian organik di Indonesia kini terus bertambah, karena kesadaran masyarakat akan mengonsumsi makanan yang lebih bergizi, terutama di masa pandemi.

Makna dari pertanian organik sendiri adalah segala aktivitas budidaya tanaman dilakukan secara organik, tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga saat panen. Masih banyak petani di Indonesia takut untuk mencoba beralih ke pertanian organik karena dirasa memiliki risiko yang tinggi. Padahal, jika ditekuni dengan baik dan memiliki pemahaman bertani secara organik akan membawakan hasil yang baik pula.

Terdapat juga kasus di mana petani yang sudah mulai beralih dari pertanian konvensional menuju pertanian organik, di tahun pertamanya mengalami kegagalan, maka mereka takut untuk mencobanya kembali. Padahal, waktu yang dibutuhkan oleh alam dalam menerima pertanian organik tidaklah sebentar namun jika sudah berhasil, alam sendiri akan memberikan waktu yang lebih lama agar dapat tetap bertani.

Pertanian organik akan membuat lahan menjadi lebih awet untuk ditanami daripada pertanian konvensional. Hal ini dikarenakan tanah akan menjadi subur dan sehat jika pertanian yang dilakukan secara organik. Sebaliknya, tanah akan cepat rusak dan tidak subur akibat penumpukan bahan-bahan kimia pada tanah jika pertanian konvensional masih tetap dilakukan.

Pertanian organik dapat menggunakan pupuk organik dalam bentuk padat atau cair dalam melakukan pemupukan tanaman. Selain pupuk, dalam mengusir hama atau penyakit pada tanaman juga dapat digunakan pestisida atau fungisida organik. 

Bahkan, banyak petani organik yang sudah memproduksi pupuk dan pestisida mereka sendiri karena mengetahui komposisi yang tepat dalam meraciknya. Selain biaya modal yang lebih sedikit, tanah akan menjadi lebih subur dan awet. Hasil panen juga tentunya memiliki nilai lebih karena dilakukan secara organik.

Penggunaan berbagai bahan plastik juga perlu dikurangi dalam melakukan pertanian organik. Plastik tidak diperbolehkan dalam pertanian organik karena sudah tercantum dalam peraturan pemerintah. Sehingga petani perlu memikirkan alternatif pengganti alat atau bahan dari plastik agar mendapatkan sertifikat organik secara resmi yang dapat diakui di Indonesia.

Pertanian organik pada dasarnya mudah untuk dilakukan jika mengerti bagaimana cara menerapkannya. Berbagai media informasi kini sudah banyak yang memberikan informasi terkait pertanian organik. Kualitas hasil panen tentunya memiliki nilai gizi yang lebih baik dibandingkan dengan hasil panen pertanian konvensional sehingga harga jual pun lebih tinggi. Tanah pada lahan juga dapat bertahan lebih lama untuk dipergunakan dalam kegiatan bertani dibandingkan pertanian konvensional.

Hal nyata yang ada di lapangan bahwa memang terkadang hasil panen dari pertanian konvensional memiliki kuantitas atau bahkan kualitas yang lebih baik daripada pertanian organik. Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara. Percaya atau tidak, tanah pada lahan akan menurun kandungan haranya serta biota-biota dalam tanah akan mati perlahan akibat penumpukan bahan kimia. Jika hal tersebut sudah terjadi, maka tanah tidak lagi dapat dipergunakan untuk kegiatan pertanian.

Melihat hal tersebut, tentu kita perlu menimbang untuk beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik. Apalagi di masa pandemi saat ini, masyarakat cenderung akan memilih mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan bergizi. Tak jarang juga banyak petani-petani organik yang sudah sukses dan menguasai pasar di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun