Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok, Pahlawan yang ditumbangkan Oleh Warganya Sendiri

10 November 2018   16:00 Diperbarui: 10 November 2018   16:01 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada setiap tanggal 10 November, Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Kita kembali mengenang jasa para pahlawan yang sudah gugur demi memperjuangkan bangsa kita. Para pahlawan masih kita butuhkan hingga saat ini karena Indonesia masih sering diterpa dengan berbagai masalah dalam berbagai aspek. Ketika permasalahan itu muncul akibat pihak luar, pihak dalam pun turut menghadirkan masalah yang lain. Seakan permasalahan seperti kebutuhan, yang tak akan pernah habisnya. Bahkan, saya pernah mendengar seorang berkata "Selama kamu masih hidup, masalah akan selalu menghampirimu. Kamu bisa memilih untuk lari dari masalah itu atau kamu akan menghadapinya."

Indonesia dulu dan kini tak perlu seorang pahlawan. Akan tetapi, Indonesia butuh sejuta pahlawan agar dapat memperbaiki bangsa ini. Jika kita sadari, Indonesia saat kini sudah mulai berbenah permasalahan dari hulu hingga hilir. Namun, para "Pembuat Masalah" tak akan pernah menyerah untuk melakukan aksinya. Tahta dan harta menjadi incaran utama mereka, namun tak akan pernah habisnya. Mungkin, kalian pernah mendengar perkataan "Manusia tidak akan pernah merasa puas, hingga mereka kembali menjadi abu."

Sempat beberapa waktu yang lalu, seorang pria dengan ambisi yang besar untuk menegakkan keadilan yang ada di Indonesia terkhususnya di DKI Jakarta sudah berhasil ditumbangkan. Tentu semua akan terpikirkan satu nama yaitu "Ahok". Basuki Tjahja Purnama atau paling dikenal dengan panggilan Ahok merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta pada periode lalu. Masa jabatan beliau sebagai Gubernur tak sampai 3 tahun karena terjerat kasus penistaan agama. Sebelumnya, Ahok merupakan Wakil Gubernur dari Joko Widodo yang kini telah menjadi orang nomor satu di Indonesia. Sebelum terjun di Kota Jakarta, Ahok juga sempat menjabat sebagai Bupati Belitung.

Selama menjabat sebagai Gubernur di DKI Jakarta, banyak hasil-hasil yang sudah dapat dilihat dan dirasakan oleh warga disana. Apa saja yang telah diperbuat Ahok selama menjabat menjadi Gubernur? Pertama, pemberantasan korupsi yang ada di Kota Jakarta. Para tikus-tikus yang sebelumnya merajalela menggerogoti uang rakyat di era beliau tak dapat lagi berkutik. Kegigihan Ahok dalam memperjuangkan keadilan masyarakat membuat para koruptor merenung sedih di balik dinding sel penjara.

Kedua, pembenahan Kota Jakarta. Kota Jakarta yang sebelumnya semrawut telah dibenahi satu per satu. Sampah yang menggenang bebas di kali-kali telah dibersihkan oleh beliau lewat Pasukan Orange. Para pemukiman warga yang ada di kali juga telah dipindahkan ke beberapa rumah susun agar mengurangi akibat kebanjiran serta memberikan tempat yang lebih layak untuk ditinggal oleh warga Jakarta. Arus kemacetan juga telah dikurangi dengan menertibkan para PKL (Pedagang Kaki Lima) yang ada di Tanah Abang dan menerapkan aturan ganjil-genap. Selain itu, berbagai pungli (pungutan liar) dalam mengurus keperluan administrasi di Kota Jakarta telah dibersihkan.  Kelompok radikal yang merugikan masyarakat sudah berhasil ditertibkan. Kerusakan jalan yang ada di Jakarta juga dengan cepat ditanggap dan diperbaiki oleh Ahok.

Ketiga, masyarakat lebih merasa dekat dengan pemerintah. Warga Jakarta diberikan kesempatan untuk menyampaikan keluh kesah kepada Ahok secara langsung dalam beberapa kurun waktu. Beliau berusaha menjadi pendengar yang baik dan lebih merakyat dengan warganya. Tak pandang bulu, semua warga dengan berbagai latar belakang akan dilayaninya dengan baik.

Namun dibalik semua itu, banyak oknum-oknum yang juga ingin menjatuhkan beliau. Mereka merasa resah karena tak lagi merasa bebas dalam melakukan keinginan mereka. Semua menjadi terbatas, karena kehadiran Ahok sebagai pimpinan Kota Jakarta. Maka dari itu, ketika celah ditemukan, mereka segera berusaha menjatuhkan Ahok dari kursi pimpinan. 

Kasus penistaan agama berhasil melengserkan Ahok dari jabatan Gubernur. Timbul duka dari warga Jakarta dengan mengirim papan karangan bunga dan juga doa untuknya. Dampak kasus tersebut tak hanya dirasakan oleh warga Jakarta namu juga dirasakan oleh warga yang ada di Kota Pontianak. Mengapa bisa? Padahal Ahok merupakan Gubernur di Kota Jakarta dan bahkan tidak pernah bersentuhan dengan Kota Pontianak? Kelompok radikal yang ada di Pontianak menjadikan alasan ras sebagai senjata dalam tindakan yang mereka lakukan.  

Sempat ditemukan berbagai kasus pengeroyokan warga Pontianak yang memiliki ras yang sama dengan Ahok (Tionghua). Aneh tapi nyata bukan? Masalah di Kota Jakarta bisa diungkit di Kota Pontianak. Tidak menutup kemungkinan bahwa kota-kota lain yang memiliki warga dengan ras yang sama juga mengalaminya.

Lengsernya Ahok dari Gubernur Jakarta membuktikan bahwa sebenarnya masih ada warga yang tidak suka dengan pemimpin yang baik terutama para oknum-oknum nakal yang menduduki jabatan di kota Jakarta. Mereka tidak mau kesenangan yang telah mereka miliki sebelumnya dihilangkan begitu saja oleh Ahok. Keberadaan Ahok dibalik jeruji besi membuat mereka dapat menikmati kembali uang rakyat dengan semena-mena.

Bahkan, Sutradara Putrama Tuta mengangkat kembali kisah Ahok dalam filmnya yang berjudul "A Man Called Ahok" yang telah ditayangkan dibioskop mulai pekan ini. Putrama merupakan salah satu warga yang merasakan kehadiran Pahlawan Kota Jakarta yang telah ditumbangkan oleh warganya sendiri. Maka dari itu, kini Indonesia memerlukan lebih banyak Pahlawan seperti Ahok untuk membenahi bangsa ini. Indonesia butuh pahlawan yang mau menjadi pemimpin dibangsa ini. Pahlawan yang menjunjung tinggi keadilan masyarakat, berani tegas dan mengatakan kebenaran, merakyat, dan tentunya mencintai rakyatnya sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun