Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kematian Merupakan Sebuah Lelucon

20 Mei 2018   09:19 Diperbarui: 20 Mei 2018   14:12 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.ppktabitha.co.id

Kematian merupakan sebuah akhir dari perjalanan kehidupan dari suatu makhluk hidup yang tak dapat dihindari. Tuhan sudah menentukan hidup dan mati sejak makhluk hidup dilahirkan kedunia. Tak ada yang tahu kapan dan dimana kematian itu akan datang menghampiri. Umumnya, kematian akan meninggalkan rasa kepedihan bagi yang ditinggalkan. Namun, bagaimana ketika sebuah kematian malah dijadikan sebuah lelucon?

Semalam, saya melintasi sebuah jalan di suatu kota. Saya berhenti karena melihat lampu lalu lintas berwarna merah. Disebelah kanan jalan, saya mendengar banyak orang tertawa dari trotoar jalan. Setelah saya melihat apa yang mereka tawakan, saya terkejut dan kebingungan. Ternyata, seekor tikus sedang berada ditengah jalan, kebingungan untuk kabur karena kendaran selalu melintas lalu lalang dengan cepat. Orang-orang tersebut tertawa karena melihat sang tikus kebingungan dan masih selamat dari kendaraan yang melintas.

Namun, tak berselang lama, akhirnya tikus tersebut mati ditabrak oleh sebuah kendaraan bermotor. Orang-orang yang tertawa tersebut tetap tertawa ketika melihat tikus tersebut ditabrak. Karena lampu lalu lintas sudah berwarna hijau, maka saya pun melanjutkan perjalanan saya. Begitu cepat waktu berlalu, saya berhenti dijalan tersebut hanya selama 6 detik, terlihat dari angka yang tertera pada lampu lalu lintas tersebut.

Kekesalan muncul karena melihat perbuatan orang-orang yang tertawa tadi. Seharusnya, kita sebagai makhluk hidup ciptaan Tuhan yang diberi akal budi paling tinggi dibandingkan makhluk hidup yang lain dapat mengerti apa yang perlu kita perbuat. Walapun itu hanya sebuah tikus jalanan, apa salahnya jika kita membantunya agar selamat dari kematian.

Kita hanya perlu berdiri ditengah jalan tersebut dan memberhentikan kendaraan yang melintas, kemudian membiarkan tikus tersebut menyebrang. Memang, mungkin hal tersebut dianggap sepele oleh orang yang melihatnya. Akan tetapi, bagi Tuhan, perbuatan tersebut sangatlah berarti karena kita telah menolong sesama makhluk hidup ciptaannya.

Dari peristiwa tersebut, dapat dibuktikan bahwa masih banyak orang yang diluar sana kurang peduli terhadap sesama makhluk hidup. Kita dapat meniru perbuatan yang dilakukan oleh seorang polisi yang sempat viral karena membantu seekor kucing untuk menyebrang jalan. Polisi tersebut memberhentikan kendaraan yang sedang melintas dan meniup peluit untuk memberikan arahan kepada kucing tersebut untuk menyebrang. Kucing tersebut kemudian menyebrang dengan aman berkat bantuan kecil dari polisi tersebut.

 Untuk berbuat baik, kita dapat memulai dari hal yang kecil. Kita tidak perlu menunggu hal yang besar datang agar perbuatan baik yang kita lakukan dapat dipuji oleh orang lain. Perbuatan baik yang kita lakukan tidak perlu dilihat oleh orang lain karena Tuhan akan selalu melihat apa yang kita sedang perbuat didunia dan kemudian amal kita akan dicatat oleh Tuhan.

Selagi masih menginjakan kaki didunia ini, berbuat baiklah sebanyak yang bisa kita lakukan. Perbuatan baik perlu kita lakukan bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga makhluk hidup yang lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Tentunya kita perlu bersyukur kepada Tuhan karena masih diberi kesempatan untuk hidup. Sehingga, hargailah nyawa kita masing-masing dengan tidak melakukan perbuatan yang dapat merenggut nyawa kita sendiri. Semoga para pembaca dapat mulai menebar benih kebaikan, sekecil apapun itu. Salam kompasianer, Tuhan memberkati kita semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun