Saat ini, Indonesia berada pada peringkat ketiga sebagai fatherless country di dunia. Hal ini bisa terjadi sebab tradisi tradisional di Indonesia yang menganggap bahwa ayah bertugas sebagai pencari nafkah dan ibulah yang bertugas menjaga dan membimbing anak. Ayah yang sibuk pada pekerjaannya sehingga tidak ikut andil dalam perkembangan psikologi anaknya. Dampak dari fatherless cukup signitifikan dalam memengaruhi tumbuh kembang psikologi seorang anak. Anak yang tumbuh tanpa peran ayah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah emosional, seperti kesulitan mengenali, mengekspresikan, memahami, dan mengelolah emosi. Kurangnya peran ayah juga akan membuat anak menutup diri dari lingkungannya sehingga kurang percaya diri dan susah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Oleh karena itu, peran ayah ini sangat penting untuk perkembangan psikologis seorang anak
Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak
Hart(2002) menegaskan peran ayah dalam pengasuhan anak:
Economic Provider
Ayah memilih peran sebagai pendukung finansial dalam keluarga. Sosok yang pencari nafkah dalam keluarga.
Friend and Playmate
Ayah dianggap sebagai teman bermain oleh anak dan memiliki waktu bermain yang lebih banyak dibandingkan ibu.
Caregiver
Ayah memberikan stimulasi afeksi dalam berbagai bentuk sehingga anak merasa nyaman dan hangat