Mohon tunggu...
Noor Azizah
Noor Azizah Mohon Tunggu... pelajar -

email baru avantidm@gmail.com. terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Women

28 Agustus 2017   20:27 Diperbarui: 22 Januari 2018   17:05 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian 1

"Itu hanya jokes honey not more."

"You do believe it is just a joke don't you?

Bibir tertarik sebaris senyum muncul. Melangkah mendekat, memeluk erat, "I do believe you, hanya saja aku hafal. Bukan sekali ini saja kan? Dan lagi keberatanku tak akan membuatmu berhenti bercanda dengan cara demikian. Jadi tak ada yang bisa kulakukan bukan?"

Bagian 2

"Kau percaya kan, bahwa itu semua hanya bercandaan antar teman?"

"Ya aku tahu, tapi kalau kalian lakukan berulang, bisakah itu disebut bercanda?"

"Kamu juga wanita, tidakkah terasa janggal olehmu, jika orang yang kau dengannya merencanakan masa depan, bersayang berhoney dalam aneka kesempatan dan itu bercanda? Tidakkah ada cara bercanda yang lain antar teman dekat? Aku hanya bertanya. Jika memang begitu caramu bercanda, maaf kukira aku tak bisa menerimanya. Bagiku bercanda seperti itu melampaui batas pertemanan."

"Kalau kau tak mempercayainya, itu urusanmu sayang, aku tak akan memperjelasnya untukmu. Biarkan saja kebenaran hatiku menjadi rahasiaku dengan Allah."

"Ah, tentu saja, maaf. Keberatanku tak akan menjadi soal bagimu kan? Tak lantas membuatmu menghentikan caramu bercanda mesra dengan lelaki yang sudah mengikatkan diri pada sebuah komitmen. Ah, sudahlah, toh menurutmu komitmennya padaku belum resmi menurut agama dan negara bukan? Jadi yah, sah sah saja kalau kau tak berniat apalagi menghentikan cara bercandamu dengannya. Dan lagi, lelakiku masih menyukai cara kalian bercanda. Sudahlah, mungkin sebaiknya aku mundur, kuberikan kebebasan pada kalian bercanda seperti yang kalian mau, tanpa ada yang merasa terganggu. Karena aku, tak bisa menerima bapakku dipanggil teman wanitanya sayang."

"Serius kau akan mundur?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun