"Jangan pakai sambal hijau, sisanya tanya pada bapak-bapak guru." Tutur Pak Surya sambil menyerahkan selembar uang kepada Bohar. Seperti proses absen di kelas sahut menyahut pun terdengar, ayam bakar, kerupuk, dan tunjang.
Harzaid senang. Bukan hanya karena Pak Surya mentraktir makan siang, tapi juga karena menemukan cerita baru. Pak Surya menjelaskan tentang apa yang telah ia lakukan kepada Bohar.
" Lihat. Ini sangat berbahaya. Â Remaja seumuran Bohar masih besar sekali rasa akunya." Pak Surya menjulurkan sehelai kain. Ia menjelaskan bahwa kain itu termaktub di ikat pinggang milik Bohar.
" .. orang-orang terminal, preman, perantau, anak-anak tauran, sering sekali pakai itu. Ini dapat merusak jiwa dan pikiran."
Harzaid  tampak takjub mendengarkan Pak Surya. Begitu pula Pak Masir yang rela meninggalkan layar komputer untuk menyimak cerita itu.Â
Sedangkan di ambang pintu ruang guru yang tidak tertutup, Â terlihat Sarul sedang berjalan bersama Bohar, hendak mencari warung nasi padang.
Marendra Agung J.WÂ
2017-2021.