Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ibu Jari yang Menangis

23 Maret 2019   09:53 Diperbarui: 23 Maret 2019   10:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: drawception.com/game

Salah satu Ibu Jari datang ke rumahku. Ia yang akrab dipanggil jempol itu nampak habis menangis. Kutawarkan ia teh manis, tapi menolaknya.

Ia kemudian curhat tentang rasa kangennya pada masa-masa silam. ketika ia menghirup udara kebun, memendam bibit, membelai padi, memupuk tanah. Ketika ia tumbuh di keluarga yang bersahaja, ia ikut membelai rambut anak-anak yang lembut.

Ia juga mengenang ketika mendapat peran penting tatkala manusia membaca. Ia nikmati saat-saat memeluk kertas, dan lembar demi lembar pun berlanjut dengan penuh kesadaran.  

Katanya, " aku kangen, pada masa aku terpakai untuk kehidupan yang penuh khidmat." Sekarang kehidupan tambah hebat, tapi ibu jari yang datang ke rumahku ini malah merasa tak kuat menjalaninya. Ia tak ingin menjadi faktor kegaduhan.

Ia muak ketika bersentuhan dengan klakson kendaraan. Ia benci pada pelantang suara yang digenggam manusia di jalan-jalan raya, ia juga benci dengan tombol post di medsos.

" Aku ingin pindah tapi tak tahu kemana..." tuturnya sebelum pergi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun