Mohon tunggu...
Drajatwib
Drajatwib Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatiran

Menggores pena menuang gagasan mengungkapkan rasa. Setidaknya lebih baik daripada dipendam dalam benak, terurai lenyap dalam pusaran waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nyepi di Bali

26 Maret 2018   06:01 Diperbarui: 26 Maret 2018   08:08 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.amazingplacesonearth.com

Bintang mulai tampak terang sejalan dengan sisa semburat sinar mentari yang lama kelamaan menghilang diufuk barat. Beberapa sahabat yang menyepi dikawasan pantai masih sempat asik berburu foto sunset dan segera kembali ke kamar penginapan sebelum sinar senter pecalang menghalau mereka kembali kedalam temaram lampu kamar.

Beberapa hari sebelumnya badan meteorologi sempat mengeluarkan ramalan bahwa pada malam nyepi akan turun hujan atau setidaknya mendung. Namun rupanya ramalan itu meleset. Beberapa baris awan memang sempat berderet menjelang petang, namun pada akhirnya lenyap terbawa angin. Inilah malam nyepi yang ditunggu tunggu. Saat orang bisa melakukan penelitian bathin, merenung sambil mengagumi kebesaran Tuhan melalui hadirnya bintang gemintang dilangit Bali. Keindahan pemandangan malam seperti ini selalu terjadi ketika cuaca dilangit Bali sedang bagus dan karena Nyepi selalu bersamaan dengan saat bulan mati (dead moon). Sehingga hanya cahaya bintang yang hadir menghiasi langit Bali.

Malam nyepi selalu pula menjadi saat yang indah ketika kita bisa menikmati saat saat hening dalam kegelapan total. Saat dimana orang yang sulit berkonsentrasipun akan mudah larut dalam suasana dan masuk kedalam fokus doanya. Saat hening dalam kegelapan malam Nyepi adalah saat berbincang dalam hormat dan penuh kepasrahan kepada Hyang Maha Kuasa pencipta alam semesta, pemilik sejati dari bintang gemintang, alam raya dan diri kita yang kecil bak butiran debu.

TWG173182010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun