Mohon tunggu...
AGUS SUPRIYADI
AGUS SUPRIYADI Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Catatan Perjalanan Dokter Kandungan di Asmat

20 Februari 2018   11:42 Diperbarui: 21 Februari 2018   20:04 2933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penderita gizi buruk di Asmat. Antarafoto

*****.

Pesan singkat dari bidan Nurhalija yang dinas di Distrik Atsj, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua kembali masuk ke telepon seluler saya. "Mlm dokter... kami sudah pimpin persalinan hampir 1,5 jam  dokter tetapi kepala bayi masih tinggi dan sudah teraba kaputdi kepala bayi. His tdk adekuat ketuban hijau mekoneum," isi short message service (SMS) yang dikirim pada hari Minggu 28 Januari 2018 pukul 20.19 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT).

Saya, yang saat itu bertugas sebagai spesialis Kandungan Tim FHC Kemenkesdi Rumah Sakit Umum Daerah Agats, di Ibu Kota Kabupaten Asmat menyarankan kepada bidan agar pasien, segera dibawa ke rumah sakit. Dengan dibantu perawat dan tenaga medis lainnya, kami menyiapkan ruang bersalin  untuk segera mempersiapkan pasien bila sudah datang, untuk dikirim ke kamar operasi guna melakukan operasi sesar terhadap pasien berusia 28 tahun itu.

Sekitar beberapa jam sebelumnya, bidan Nurhalija mengirim SMS, berkonsultasi ke saya tentang kondisi pasiennya. Tekanan darah Hilda Weyai tinggi 150/90, kondisi kandungannya sudah pembukaan 8-9 cm, ketuban positif dan letak kepala.

Dia menjelaskan apakah boleh melahirkan di Distrik Atsj karena kalau ke RSUD Agats harus naik speedboatdengan waktu tempuh 2,5 sampai 3 jam dan biaya sewa perahu cepat itu mahal.

Karena hampir pembukaan lengkap dan tersedia obat penurun tekanan darah nipedipin dan antikejang, maka kami sarankan coba dilahirkan di Atsj. Bila lancar persalinannya dalam dua  jam mestinya sudah pembukaan lengkap dan lahir spontan.

Lebih dari dua jam berlalu dan terjadi pembukaan lengkap, ternyata bayinya belum lahir. Nurhalija kembali kirim SMS dan curiga bayinya besar karena kepala bayi masih tinggi dan mulai ada tanda-tanda kaput. Ini adalah benjolan pada kepala bayi karena menyesuaikan dengan jalan lahir yang merupakanindikasi bayinya lebih besar dari panggul ibu. Kami sarankan untuk segera dibawa ke Agats.

Ditemani bidan Nurhalija, pukul 21.00 WIT, Hilda Weyai dan keluarganya dibawa dengan speedboat menuju RSUD Agats. "Dokter kami dlm perjalanan pakai speed 85," pesan SMS Nurhalija. Mereka menyusuri sungai besar, menembus malam yang pekat. Nurhalija terus mengirimkan SMS ke saya, menjelaskan kondisi pasien dan perjalanan.

Alhamdulillah, air laut sedang pasang sehingga sungai terdekat dengan RSUD Agats dapat dilalui. "Dokter kami sudah di kali potong agats ini...," pesan SMS.  Saya balas, "Baik..di ugd sudah disiapkan..telpon mobil ambulance."

Sesampainya di RSUD Agats, Asmat, pasien dipersiapkan di kamar bersalin untuk kemudian  dibawa ke kamar operasi. Selain saya spesialis kandungan dari RSAB Harapan Kita Jakarta, ada dokter anestesi dan dokter spesialis anak dari RS Sardjito yg tergabung dalam tim FHC Gelombang 2 yang membantu kami. Operasi sesar berjalan dengan lancar. Alhamdulillah pukul 02.00 WIT lahir bayi laki-laki dengan berat 4,5 kg. Ini masuk kategori bayi berukuran besar (makrosomia).

Ibunya sehat, namun bayi itu mengalami asfiksia ringan-sedang karena kurang oksigen selama perjalanan naik speedboat yang makan waktu tiga jam. Setelah dirawat selama tiga hari, luka bekas operasi Ibu Hilda Weyai mulai sembuh dan tekanan darah normal. Bayi juga sehat dan bisa dipulangkan ke Distrik Atsj.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun