Pertanggal 4 Januari 2021, kasus terkonfirmasi Indonesia berjumlah 772.103 orang dengan pertambahan sehari 6.753 orang. Sembuh 639.103 orang. Kematian kumulatif 22.911 orang. Dengan demikian ada 110.089 orang masih dalam perawatan dan isolasi di seluruh RS Rujukan Covid-19 diseluruh Indonesia. Berita baik, jumlah sembuh harian 7.166 orang melampaui jumlah pertambahan kasus terkonfirmasi 6.753 orang. Namun jumlah kematian hari ini 177 orang,menunjukkan tren meningkat.
Sementara itu ancaman Virus Covid-19 mutasi baru yang lebih ganas mulai melanda sejumlah Negara, dimulai dari Inggris 2 pekan yang lalu, belakangan sudah muncul di Australia, Turki dan yang terdekat dengan Indonesia yaitu Singapura.
Pemerintah Indonesia, dalam rangka menangkal Covid-19 mutan baru, per 1 Januari sudah menutup WNA masuk ke Indonesia, dan bagi WNI yang kembali dari Luar Negeri dikenakan wajib Isolasi 5-14 hari ditempat yang ditetapkan Pemerintah.
KETAHANAN NASIONAL SUDAH DALAM KETERANCAMANÂ
Kondisi akibat virus Covid-19 di Indonesia kini adalah terburuk dan tertinggi diwilayah Asia. Keadaan ini bisa semakin memperburuk berbagai aspek kehidupan masyarakat dan perekonomian Nasional. Indikator Indeks Ketahanan Nasional sudah mengarah keterancaman terhadap Ketahanan Nasional.
Virus Covid-19 tidak hanya menginfeksi manusia tetapi juga mempengaruhi rantai pasok global untuk semua kebutuhan manusia, dikarenakan kurangnya dukungan dari kedua ujung rantai pasokan, yaitu Ketersediaan/Supplay dan Penyaluran/Distribution.
Prof.DR.Dadan Umar Daihani,DEA, Tenaga Profesional Lemhannas RI menemukan penurunan Indeks Ketahanan Nasional yang sangat bermakna dari score 2.82 pada Desember 2019, menjadi 2,70 pada Juli 2020. Seolah kembali pada kondisi tahun 2015.
Dampaknya kepada Ketahanan Ekonomi berupa kemiskinan dan menurunnya daya saing nasional. Pada Ketahanan Politik terlihat pada Kapasitas dan Relasi Pusat dan Daerah yang tampak jalan masing-masing. Pada Ketahanan Ideologi dirasakan penurunan Toleransi dan Solidaritas Nasional.
Demikian pula pada Ketahanan Sosial Budaya terjadi gangguan pada Ketertiban sosial dan menurunnya Perilaku sosial (ini dibenarkan oleh Survei BPS yang menemukan adanya 17-22% masyarakat Tidak Peduli dengan Covid-19. Juga hasil Litbangkes Kemenkes yang menemukan rendahnya indikator PHBS. Data BKKBN menunjukkan peningkatan Pernikahan dini dan Perceraian). Dan Ketahanan Geografi, yang ditunjukkan dengan betapa cepatnya seluruh 34 Provinsi dan 510 dari 514 Kabupaten/kota sudah terpapar penyebaran Virus Covid-19.
Prof.R.Siti Zuhro (Peneliti Senior LIPI) pada suatu kesempatan mengatakan "relasi Pusat dan Daerah kurang tampak, yang muncul justru resistensi Kepala Daerah berkenaan dengan peraturan Pemerintah Pusat tentang Bantuan Sosial Covid-19. Â Publik pun bingung mengapa silang pendapat mengedepan antara Pusat-Daerah tentang hal tersebut padahal Covid-19 yang ganas ini harus diatasi secara tepat dan bersama".
Prof.Dadan menambahkan, akibat Virus Covid-19 Pembangunan yang sudah dilakukan selama 5 tahun bagai sirna tersapu dalam waktu 6 bulan.