Ya Alloh, cukuplah tragedi ini sampai disini. Jangan ada lagi, jangan ya Alloh...aku berdoa dengan hati yang tersayat sayat sedih.
Pendeta Gomes memelukku erat.
Aku katakan, setelah memberi pelayanan. Aku dan tim satgas harus kembali ke kapal. Perintah langsung dari panglima. Karena satgas kami , bukan satgas militer tempur, tapi satgas kesehatan. Daerah ini, harus diperkuat dengan satgas militer.
Akhirnya dengan berat hati, kami pun berpisah. Aku sampaikan salam kasihku buat pak pendeta dan seluruh keluarga. Dan beliaupun berdoa untuk keselamatanku dan seluruh timku.
Kami pun berpisah.
Waktu pun berjalan, aku berdinas di Ambon kepulauan maluku. Saat itu, Maluku utara yang awalnya , kabupaten telah menjadi provinsi tersendiri.
Pagi itu , di bulan desember 2016. Aku baru saja tiba , setelah mengikuti kongres kedokteran militer di Amman, yordania. Anggotaku , menyampaikan , ada pendeta yang ingin bertemu. Katanya, saudara karumkit. Aku berpikir, siapa ya saudaraku yang jadi pendeta?
Aku persilahkan dia masuk. Aku bertemu dengannya. Ketika bertemu, langsung tanpa ragu, dia memelukku sambil mencucurkan airmata.
Jujur aku masih belum "ngeh". Belum sadar, siapa dia ini. Lalu dia katakan, pak dokter, saya Gomes. Pendeta Gomes. Aku masih belum sadar.
Lalu, ketika dia bilang, ledakan di gereja Sahu pak dokter. Ya Alloh, langsung aku peluk dia dengan cucuran air mata yang sama.
Bagaimana, dia tahu aku ada disini? Beta sudah pindah ke maluku tenggara, dan baca berita di koran, pak dokter bikin baksos di Tual. Jadi beta sempatkan , dan harus cari saudara beta bernama dokter husin ini....hahahaha.