Mohon tunggu...
Pandapotan Silalahi
Pandapotan Silalahi Mohon Tunggu... Editor - Peminat masalah-masalah sosial, politik dan perkotaan. Anak dari Maringan Silalahi (alm) mantan koresponden Harian Ekonomi NERACA di Pematangsiantar-Simalungun (Sumut).

melihat situasi dan menuliskan situasi itu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

WASPADA, Selamat Ultah ke-75, Ini Pesan Saya...

12 Januari 2022   10:57 Diperbarui: 12 Januari 2022   11:05 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi | tribunnews

Sebagai warga Sumatera Utara, saya boleh sedikit berbangga hati. Di daerah ini, ada banyak media massa, mulai dari surat kabar (koran) sampai tabloid. Masing-masing ada yang edisi harian, mingguan, bulanan bahkan ada pula yang terbit setiap 'bulan sabit'.  (maksudnya kalau ada uang, baru bisa cetak).

Tapi ada yang istimewa di tanggal 11 Januari 2022, kemarin. Harian WASPADA, sebagai salah satu koran tertua di Sumatera Utara dan Aceh. Seiring berjalannya waktu, korban yang didirikan H Mohammad Said dan Hj Ani Idrus pada 11 Januari 1947 itu kini mampu bersaing dengan media lokal lainnya. Meski berskala daerah, WASPADA kini boleh berdiri sejajar dengan media nasional.

Tapi saya tak ingin bicara lebih jauh tentang kehebatan media ini.

Meski tidak pernah bergabung sebagai wartawan di WASPADA, beberapa kali tulisan dan artikel saya lolos sensor dan dimuat di media ini.

Kalau tak salah, itu sekitar tahun 1996 atau 1997. Tulisan saya dimuat di rubrik ''Liputan Khusus'' dengan judul Danau Lapparan Tinggi Raja yang bercerita tentang sejuta pesona. Saat itu, status saya sebagai mahasiswa. Tulisan kedua, ketika Dies Natalis USU. Media ini pun memuat artikel saya tentang Hubungan Indonesia dengan Luar Negeri. Sejujurnya ada beberapa tulisan lainnya yang dimuat di WASPADA.

Sekali lagi, sebagai mahasiswa saat itu, tulisan itu dibayar. Jumlah honor yang saya terima pun lumayan buat menambah uang jajan saat sebelum krismon (krisis moneter) itu. Tapi bukan perkara jumlah honor. Saya cukup bangga saja! Untuk bisa terbit di media itu, tulisan kita harus bersaing dengan penulis-penulis lainnya.

Menariknya lagi, tulisan saya di WASPADA yang mengkritik tentang kebersihan kota Medan ketika itu, dikonfrontir seorang penulis ternama bernama Budi Agustono. Secara pribadi saya tak kenal baik dengan sosok Budi Agustono. Namun yang saya tahu, Budi Agustono, berprofesi seorang dosen. Dia juga seorang penulis andal. Jujur, saya suka dengan buah pikirannya yang tertuang dalam setiap artikelnya.

Dalam moment ini, saya ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 75 untuk media ini. Terbit selama 75 tahun bukan perkara mudah. Sebuah usia yang cukup mapan. Tentu banyak peran WASPADA dalam rangka membangun Sumatera Utara dan Aceh. Terimakasih, tulisan-tulisan saya pernah dimuat di sini.

Selamat untuk WASPADA dan kru, tetaplah bersuara lantang untuk pembangunan negeri dan senantiasa mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Semoga!

Penulis, peminat masalah sosial perkotaan.
Kini tinggal di Cimahi-Bandung Jawa Barat
12.01.2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun