Di balik keberhasilan Tottenham Hotspur mengangkat trofi Piala Liga Eropa dengan mengalahkan Manchester United (MU) (22/5/25), nama Son Heung-min ikut naik ke permukaan. Pemain berusia 32 tahun itu mencatatkan beberapa rekam jejak yang sulit terlupakan.
Salah satunya adalah Son menjadi pemain pertama asal benua Asia yang menjadi kapten tim dan mengangkat trofi di kompetesi benua Eropa. Terang saja, raihan Son itu ikut memantik pelbagai komentar.
Dalam salah satu sesi wawancara selepas laga, reporter coba mengklarifikasi jika Son adalah legenda Tottenham lantaran mampu mempersembahkan trofi. Tanpa ragu, pemain asal Korea Selatan itu mengakui bahwa dirinya adalah legenda, tetapi status legenda itu hanya melekat dalam partai final tersebut.
Ya, trofi Liga Eropa sangat berkesan bagi Son. Sejauh dalam perjalanan karirnya mulai dari Hamburg, Bayer Leverkusen hingga 10 tahun bersama Tottenham, Son tak sekali pun mengangkat trofi. Bahkan, Son juga belum memegang trofi bersama Timnas Korsel.
Untuk itu, Son tak bisa menyembunyikan tangisan sukacitanya selepas peluit laga ditiup. Untuk pertama kalinya dalam karirnya sebagai pesepakbola profesional, Son akhirnya mengangkat trofi.
Tak elak, sebagaimana terlansir dari BBC News (22/5/25), Son berharap agar raihan bisa membuat banyak orang bersukaria, termasuk suporter asal Korea Selatan.
"Saya berharap bahwa siapa saja yang tak menyukai saya akan tibanya menyukai saya karena trofi ini (trofi Piala Liga Eropa)," ungkap Son kepada stasiun TV asal Korea Selatan.
Ya, Son menanti dalam waktu yang relatif lama untuk mengangkat trofi. Penantian itu cukup menantang, terlebih khusus dalam masa karirnya di Tottenham.
Sejak tiba dari Leverkusen pada bulan Agustus 2015, Son tampil cukup konsisten dengan Tottenham. Tercatat sudah lebih dari 150 gol yang dicetak Son bersama Tottenham. Di balik produkvitasnya itu, pada bulan Mei 2024, Son mencatatkan diri sebagai pemain yang memiliki penampilan terbanyak ketiga bersama Tottenham setelah Hugo Lloris dan Harry Kane.
Selama 10 musim berseragam klub asal kota London itu, Son telah memberikan segalanya. Ban kapten yang melingkar di lengan kanannya merupakan buah dari kepercayaan sekaligus pengakuan pada kualitasnya sebagai pesepakbola.