Â
Mental kedisiplinan menjadi salah satu kunci kesuksesan seorang anak. Mental disiplin tak turun dari langit.
Itu terbentuk dalam dan lewat sebuah proses yang panjang. Paling tidak, proses itu melibatkan konsistensi untuk mengikuti rutinitas yang terpola agar dengan itu mentalitas disiplin seorang anak bisa tercapai.
Sejauh pengalaman pribadi, sekolah berasrama merupakan salah satu lokus yang tepat untuk membangun mentalitas disiplin. Salah satu alasannya lantaran di sekolah berasrama sudah terbangun sistem dan pola tertentu.
Sistem dan pola itu terbangun dalam rentang waktu cukup lama seperti misal tiga tahun atau pun enem tahun. Ketika diterapkan dan diikuti secara konsisten, secara tak langsung alam sadar membentuk kepribadian dan bahkan karakter tertentu.
Saya pernah menjalani pendidikan di sekolah berasrama selama 6 tahun. Setelah itu, sistem itu dilanjutkan pada masa pendidikan kuliah. Walaupun sistem sewaktu kuliah agak lebih fleksibel lantaran setiap kami sudah bisa mempunyai kamar pribadi, namun tujuannya tetap sama.
Selama enem tahun, kami ditempah dengan sistem yang sama. Aturan diberlakukan secara konsisten. Mulai dari bangun pagi hingga tidur malam. Tak ada yang begitu berubah. Terkecuali pada akhir pekan, yang mana sedikit disesuaikan.
Ketika ada pelanggaran, si siswa mendapatkan sangsi tertentu. Bahkan, pembangkangan pada aturan yang terus menerus dan bahkan berlebihan bisa berujung dikeluarkan dari sekolah dan asrama.
Menariknya, ketika melakukan kesalahan di asrama, efeknya juga terjadi sekolah. Begitu juga sebaliknya, di mana ketika melakukan kesalahan di sekolah, efeknya di asrama.
Dengan demikian, hidup disiplin tak hanya berlaku pada salah satu lokus tertentu. Perlu ada kesinambungan hidup disiplin antara di asrama dan di sekolah.