Setelah laga kontra Athletic Bilbao pada leg pertama semifinal Liga Eropa di Stadion San Memes (2/5/25), bek Manchester United (MU) Harry Maguire menyatakan bahwa timnya sudah satu kaki di partai final. Pernyataan dari mantan kapten tim MU cukup beralasan.
Betapa tidak, berstatuskan sebagai tamu, MU mampu mengalahkan Athetic dengan 3 gol tanpa balas pada leg pertama semifinal Piala Liga Eropa. Kemenangan 3-0 sudah cukup menjadi bekal berharga bagi MU lantaran pada leg kedua nantinya MU akan berstatuskan sebagai tuan rumah.
Harapannya, tuah Old Trafford berpihak pada MU. Keangkeran Old Trafford yang agak pudar di Liga Inggris seharusnya dipoles dengan performa apik saat mendapatkan tantangan dari Athletic pada leg kedua yang pastinya tak mau menyerah begitu saja.
Performa MU di Piala Liga Eropa cukup berbeda kalau dibandingkan dengan performa di level domestik. Di Liga Inggris, MU bercokol pada posisi ke-14 klasemen sementara Liga Inggris. Dalam liga laga terakhir, MU tak sekalipun menang (2 kali seri dan 3 kali kalah).
Makanya, performa apik di Liga Eropa menjadi wajah berbeda MU. Sebagaimana yang disampaikan oleh Maguire, di atas kertas MU sudah menjadi favorit untuk bermain di partai final Piala Liga Eropa pada musim ini.
Hal itu didukung oleh performa impresif "Setan Merah" sepanjang laga. Dari 73 persen penguasaan laga, MU mampu mencatatkan 14 tembakan ke gawang Bilbao dan 7 yang tepat sasar.
MU mencetak gol pada menit ke-30 lewat tandukan gelandang bertahan Casemiro. Petaka datang ke Bilbao dan keuntungan bagi MU terjadi pada menit ke-33 setelah wasit mengecek pelanggaran di depan gawang Bilbao dan peluang penalti bagi MU.
Setelah pengecekan VAR, wasit mengganjar satu pemain Bilbao dengan kartu merah sekaligus MU mendapatkan tendangan penalti. Bruno Fernandes mampu memanfaatkan dengan baik tendangan dari titik penalti sehingga skor berubah 2-0.
Lagi-lagi Fernandes menjadi aktor penting gol ke-3 MU. Tepatnya di menit ke-45, pemain Portugal itu luput dari penjagaan lini belakang Bilbao mampu menyarangkan bola dengan tepat ke gawang Bilbao.
Pada babak ke-2, Bilbao memilih bermain bertahan di tengah dominasi MU. Kehilangan satu orang pemain membuat Bilbao gagal mengembangkan permainan dengan baik.