Duel Barcelona vs Atletico Madrid dalam pekan ke-28 La Liga Spanyol musim 2024/25 menjadi salah satu penentu peraih trofi Liga Spanyol musim ini. Barca berhasil mengalahkan Atletico dengan skor 4-2 di stadion Metropolitano (17/3/25).
Menariknya, cara Barca menundukkan Atletico cukup elegan. Pasalnya, Barca sempat tertinggal 2 gol atas tuan rumah Atletico. 1 gol Atletico terjadi babak pertama lewat Julian Alvarez. Lalu, A. Sorloth yang menjadi "momok" bagi Barca menambah gol Atletico menjadi 2-0 pada menit ke-70.
Walaupun defisit dua gol, Barca yang sebenarnya tampil lebih mendominasi dengan kontrol 67 persen laga dan agresif dalam menciptakan peluang penting mampu mengejar ketertinggalan.
Mulai dari gol menit ke-72 lewat Robert Lewandowski dan kemudian disusul oleh gol Ferran Torres pada menit ke-78 membuka keran gol Barca.
Puncaknya, di menit injury time yang tendangan Lamine Yamal yang sempat mengenai kaki pemain Atletico berubah arah dan masuk ke jala gawang Atletico. Gol itu ikut mempengaruhi nasib Barca di kandang Atletico.
Tak sampai di situ, Barca menggenapkan keunggulan atas tuan rumah lewat Torres menjelang akhir laga. Gol Torres itu melengkapi drama ramontada Barca di kandang Atletico.
Performa Barca seperti mengulangi performa Ramontada ala Atletico saat kedua tim bermain imbang 4-4 di leg pertama Piala Copa del Rey. Dalam laga tersebut, Barca sebenarnya sudah unggul 4-2 atas Atletcio. Namun, Atletico mampu menyamakan kedudukan di menit-menit akhir laga.
Kali ini di Liga Spanyol, situasi bertolak belakang. Barca-lah yang melakukan ramontada di kandang Atletico. Empat gol mampu tercipta guna mengurangi defisit dua gol atas Atletico.
Cara Barca mengalahkan Atletico membahasakan mentalitas permainan Barca di tangan Pelatih Hansi Flick. Barca sudah menemukan titik mental terbaik dalam menghadapi pelbagai situasi, termasuk situasi tertinggal sebagaimana yang terjadi di kandang Atletico.
Kali ini dalam laga kontra Atletico yang nota bene salah satu tim yang cukup solid di Spanyol saat ini, Barca tampil tak kenal lelah dan putus asah. Tertinggal dua gol bukanlah akhir dari performa tim. Malahan, Barca berupaya sedemikian keras untuk mengejar ketertinggalan tersebut.