Hari ini, tepatnya tanggal 8 Maret 2025 diperingati sebagai International Women's Day (Hari Perempuan Internasional). Perayaan ini bermuara pada satu upaya dan tujuan, yakni menciptakan kesadaran mengenai kesamaan harkat dan martabat antara kaum perempuan dan laki-laki.
Dengan kata lain, konsep wanita sebagai "kelas kedua" perlu dihapus. Wanita dan laki-laki perlu diperlakukan secara sama dan seimbang dalam lingkup sosial.
Tahun ini, tema yang diusung pada hari wanita internasional adalah "accelerate action". Salah satu benang merah dari tema ini adalah meningkatkan kinerja dan akselerasi kaum perempuan di pelbagai sektor kehidupan.
Dalam mana, kaum perempuan tak terbatas pada sektor dan ruang tertentu. Kaum perempuan seyogianya perlu mendapatkan tempat dan waktu untuk mengekspresikan diri.
Lebih jauh, kaum perempuan juga tak boleh ragu untuk menunjukkan potensi yang dimiliki. Ketika diberikan ruang, waktu dan kesempetan, kaum perempuan sekiranya tak ragu untuk menunjukkan potensi tersebut.
Pada perayaan Hari Perempuan Internasional, saya coba melihat dari sisi kiprah dan kinerja kaum perempuan di tempat kerja.Â
Tak sedikit memang kaum perempuan yang mampu bersaing dan menunjukkan kinerja kerja yang cukup meyakinkan di tempat kerja. Bahkan, tak sedikit kaum perempuan yang bisa menjadi pemimpin di antara para laki-laki.
Kendati demikian, tak menutup kemungkinan jika ada lingkungan dan budaya yang masih menganggap sinis keberadaan dan pengaruh perempuan di tempat kerja. Ketika kaum perempuan berprestasi, dia tak dinilai sebagai aset berharga, tetapi lebih sebagai ancaman bagi keberadaan kaum laki-laki.
Ketika perempuan mau menjadi pemimpin, pelbagai asumsi negatif muncul. Bahkan, tak sedikit asumsi negatif itu muncul dari kalangan perempuan sendiri, yang mana terikat oleh belenggu budaya tertentu, seperti misal, peran perempuan hanya pada titik tertentu dan tak boleh melampuai titik tersebut.
Akibatnya, peran kaum perempuan terpinggir. Ruang kerjanya dibatasi. Bahkan ada upaya untuk mengunci ruang geraknya agar tak bisa bergerak bebas untuk mengekspresikan diri sebagaimana yang dilakukan oleh kaum pria.