Beberapa hari lalu, pemerintah mengganti kepala daerah dari beberapa provinsi lantaran mendekati masa akhir jabatan mereka menjelang pemilihan umum 2024. Pergantian seorang pemimpin itu umumnya diwarnai oleh pelbagai macam reaksi.
Reaksi sedih pasti ada. Itu bisa muncul karena kehilangan sosok pemimpin yang berada bersama selama hampir lima tahun atau sepuluh tahun. Apalagi, jika si pemimpin memiliki performa yang meyakinkan selama masa jabatannya dan beliau meninggalkan banyak jejak manis di tempat tugasnya.
Namun, tak menutup kemungkinan jika ada rasa senang. Kita perlu ingat bahwa sebagai seorang pemimpin, kita tak bisa memuaskan dan menyenangkan semua orang. Pas seorang pemimpin turun jabatan, mereka pun merasa senang.
Orang yang merasa senang karena berasal dari kalangan oposisi atau lawan politik sewaktu pemilu. Turun dari jabatan menjadi waktu yang dinantikan dan menghadirkan rasa senang bagi mereka.
Ada pula yang senang lantaran kualitas kepemimpinannya yang tak meyakinkan selama masa jabatannya. Hal itu bisa muncul lewat keputusan dan kebijakan yang dibuat kerap kontroversi, yang mana tidak mempertimbangkan konteks dan daerah di mana dia memimpin.
Juga, ketidaksenangan muncul karena janji yang dibuat semasa kampanye tak terealisasi. Malahan, ada kecenderungan dari pengangkangan pada janji-janji kampanye. Sehingga saat dia turun jabatan atau posisi, mereka pun merasa senang dan menaruh tanda merah agar tak memilih orang yang sama di pemilihan berikutnya.
Saya masih ingat pengalaman hari Sabtu lalu (2/8) sewaktu naik bis dari Labuan Bajo ke Kota Ruteng, Flores, NTT. Ketika memasuki kota Ruteng, saya melihat pembangunan yang sementara terjadi.
Kebetulan saat itu saya duduk di depan, di samping sopir. Lantas, saya menanyakan pembangunan apa yang sementara terjadi ke sopir. Kebetulan pertanyaan saya didengar oleh seorang penumpang, dan dialah yang menjawabinya.
Namun, saya begitu terkejut mendengar pengamatan si sopir tentang kepemimpinan kepala daerah setempat. Menurutnya, banyak orang yang tidak senang. Padahal, seingat saya si kepala daerah menang besar waktu terpilih.
Pertanyaannya, mengapa banyak orang yang tidak senang?Â