Kekalahan Manchester City dari Tottenham Hotspur (1-0) (5/2/23) dalam lanjutan kompetesi Liga Inggris 2022/23 memperpanjang rekor buruk Man City bermain di markas Tottenham.Â
Tercatat bahwa City selalu kalah di markas Spurs semenjak selesai direnovosi di tahun 2019. Bahkan Man City selalu gagal mencetak gol di markas Tottenham.Â
Kembali pada lawatan Man City musim ini, Man City gagal mencetak gol dan menelan kekalahan. Dominasi Man City tak berdaya di hadapan Tottenham yang bermain rapat dan kadang mengandalkan serangan balik.Â
Seturut statistik, Man City memegang kendali laga dengan 65 persen penguasaan bola, 15 tembakan dengan 5 tepat sasar ke gawang Tottenham. Sebaliknya, Tottenham hanya mencatatkan 12 tembakan dan 3 tepat sasar.Â
Barangkali Guardiola sudah menduga taktik defensif Tottenham. Makanya, pelatih asal Spanyol ini langsung memainkan duo striker J. Alvarez dan E. Haaland di lni depan. Kedua striker ini ditopangi oleh empat gelandang berdaya serang dan kreatif.Â
Taktik ini tak berjalan lantaran Tottenham yang dalam laga ini tak didampingi oleh pelatih Antonio Conte kerap bermain rapat. Barisan pemain belakang dan para gelandang Tottenham tak memberikan ruang ketika Man City menguasai bola di area pertahanan mereka. Akibatnya, Man City gagal mengembangkan permainan dan mencatatkan peluang berbahaya.Â
Kekalahan Man City tentu saja menyakitkan karena gagal memberikan tekanan untuk Arsenal yang berada di puncak klasemen sementara Liga Inggris. Â
Juga, Man City gagal menjauh dari himpitan rival sekota, Manchester United yang ada di peringkat ke-3. Pendek kata, kekalahan di kandang Tottenham seperti berdampak dobel untuk Man City. Man City gagal memangkas jarak dengan Arsenal dan MU makin mendekat dengan Man City.Â
Keuntungan untuk Arsenal dan MU
Apabila Man City menang kontra Tottenham, tim yang dilatih oleh pelatih Pep Guardiola ini tak hanya mengakhiri catatan buruk di markas Tottenham, tetapi juga memberikan tekanan psikologis untuk Arsenal di puncak klasemen.Â
Pasalnya, satu hari sebelumnya, Arsenal secara mengejutkan dikalahkan oleh Everton yang nota bene berada di zona degradasi.Â
Sebagai pemuncak klasemen sementara, Arsenal mengoleksi 50 poin dan kemudian disusul oleh Man City dengan 45 poin, dan MU di peringkat ke-3 dengan 42 poin.Â
Jika Man City menang, gap poin dengan Arsenal terpangkas menjadi 2 dan menjauh dari MU dengan jarak 6 poin. Â
Akan tetapi, Man City gagal memanfaatkan momentum bermain  kontra Tottenham. Akibatnya, Man City gagal memberikan tambahan beban psikologis untuk Arsenal yang menelan kekalahan dari tim yang sementara terpuruk.
Makanya, kekalahan Man City seperti memberikan keuntungan untuk Arsenal dan MU. Persaingan makin panas di empat besar. MU berpeluang menyalib Man City. Bahkan kelak MU bisa saja menempel ketat Arsenal di puncak.Â
Bagi Arsenal, kekalahan Man City menjadi angin segar. Walau masih memiliki satu tabungan laga tersisa, Arsenal patut merasa lega karena kekalahan kontra Everton tak menjadi batu sandungan yang cukup besar.
Untuk MU, kekalahan itu membuka peluang untuk bersaing di tiga besar. MU Â pun menjadi penantang baru yang bisa mengusik Man City di posisi ke-2 dan bahkan untuk Arsenal apabila Arsenal tak waspada.Â
MU kembali ke tren kemenangan setelah sehari sebelumnya mengalahan Crystal Palace 2-1. Di dua laga terakhir, MU hanya meraih 1 poin.
Ya, kekalahan Man City memberikan ketenangan batin untuk Arsenal dan keuntungan untuk MU. Â
Salam Bola