Berselang 7 menit dari gol MU, Eddie Nketiah yang menggantikan peran Gabriel Jesus yang masih menderita cedera menyamakan kedudukan berkat umpan Granit Xhaka. Pemain didikan akademi Arsenal ini luput dari barisan pertahanan MU dan Xhaka jeli melihat celah di antara para pemain MU dan posisi Nketiah di depan David de Gea.
MU kerap menumpukan pemain di area pertahanan ketika Arsenal menguasai bola. Walaupun begitu, Arsenal melakukan tekanan yang cukup merumitkan barisan pertahanan MU.Â
Menariknya, Arsenal tak hanya  menekankan permainan dari kaki ke kaki, tetapi berani melakukan penetrasi, tembakan spekulasi, dan juga umpan-umpan silang dari sisi kiri atau pun kanan.
Pola permainan Arsenal tak monoton. Arsenal melakukan serangan yang bervariasi dibarengi dengan mengandalkan kecepatan trio penyerang B. Saka, E. Nketiah, dan G. Martinelli.
Akibatnya, MU nampak kesulitan meladeni permainan Arsenal. Gaya anak-anak asuh Mikel Arteta itu pun menyulitkan MU untuk melakukan serangan balik lantaran duo gelandang jangkar, Thomas Partey dan Granit Xhaka mampu menutup ruang untuk serangan balik MU.Â
Makanya, gaya serangan balik MU agak mentok karena kedisiplinan lini belakang Arsenal.
Dalam laga kontra MU, Arsenal menunjukkan karakter sebagai tim yang bermental pemenang. Tak luntur saat kebobolan terlebih dahulu dan tak begitu pasrah saat MU bermain rapat dalam mengunci pertahanan.Â
Dua gol Nketiah merupakan buah dari ketekunan Arsenal mencari ruang untuk mendapatkan gol. Nketiah berada di posisi yang tepat walaupun berada di antara kumpulan pemain belakang MU.Â
Sebaliknya, MU tak berani bermain terbuka mengandalkan kecepatan Rasford dan Antony. Rashford dan Antony lebih cenderung mengikuti ritme untuk bermain bertahan sembari menantikan bola untuk melakukan serangan balik. Masalahnya, ketika serangan balik itu diantisipasi dengan cepat oleh para pemain Arsenal.Â
Selain Arsenal dihuni oleh para pemain muda nan berbakat, Arsenal juga bermain sebagai tim. Â Tiap lini memberikan kontribusi dalam mengunci permainan pragmatis MU. Jadinya, MU tak bisa mengembangkan permainannya, dan cenderung bertahan ketika Arsenal menguasai bola.Â
Faktor pembeda antara Arsenal dan MU adalah karakter tim. Arsenal berani untuk melakukan serangan ke gawang MU, sebaliknya MU cenderung ragu dan lebih memilih bermain aman. Namun, hal itu malah menjadi batu sandungan untuk MU sendiri.Â