Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Penyesalan Setelah Hari Raya dan Cara Mengatasinya

2 Januari 2023   19:45 Diperbarui: 2 Januari 2023   20:24 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua hari raya baru saja berakhir. Hari raya Natal bagi umat Kristen dan hari raya Tahun Baru. 

Kedua hari ini kerap dirayakan dengan cara yang cukup meriah. Liburan bersama menjadi pemandangan yang lumrah.

Bagi umat Kristen yang merayakan Natal, kemeriahannya tak hanya berkaitan dengan aspek spiritual, tetapi juga soal fisik. 

Hal itu nampak lewat tingkat konsumsi makanan dan minuman, pembelian baju baru, dekorasi di gereja, di rumah, dan tempat strategis tertentu hingga memanfaatkan momentum diskon-diskon penjualan pada hari raya. 

Tak ayal, jumlah biaya yang dikeluarkan relatif tinggi daripada hari-hari biasanya.

Sama halnya dengan perayaan Tahun Baru. Ambil contoh, sejauh yang saya amati di Filipina, di mana saya sementara menetap, Tahun Baru menjadi salah satu perayaan besar.

Mudik untuk berlibur dan berkumpul bersama keluarga menjadi pemandangan yang lazim terjadi setiap tahun baru. Malam tahun baru dirayakan secara meriah. Tingkat pembelian kembang api meningkat. 

Piknik bersama keluarga menjadi salah satu alternatif menghabisi hari pertama di tahun baru. Kumpul keluarga dihiasi dengan jumlah makanan dan minuman yang berlimpah. 

Seperti natal, biaya yang dikeluarkannya juga relatif tinggi. Tantangannya saaat harga di pasaran juga naik. Ketika  kemeriahan yang dikedepankan, harga pun tak begitu dipedulikan. 

Masalahnya muncul setelah perayaan itu telah berlalu. Tak jarang ada penyesalan yang terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun