"Jangan kotori seragam Anda dengan perbuatan yang bercela!" Demikian pernyataan kiasan yang barangkali pernah kita dengar atau pun kita baca.
Saya pernah mendengarkan ucapan ini dari seorang pemimpin upacara keagamaan. Upacara penerimaan juba kepada skelompok anak muda. Jubah berwarna putih.
Jubah ini menjadi seragam bagi mereka untuk beberapa kegiatan bersama terutama kegiatan keagamaan dan termasuk saat berada bersama dengan orang lain.
Ketika jubah itu dikenakan, orang-orang pasti tahu identitas dari anak-anak muda ini. Mereka adalah calon pemimpin agama Katolik.
Makanya, pemimpin upacara penerimaan jubah mengingatkan mereka untuk menjaga kesucian dari jubah yang dikenakan. Pasalnya, jubah itu bukan saja membuat anak-anak muda itu tampak seragam dan terlihat sama, tetapi juga jubah itu memberikan pesan yang cukup mendalam.
Ya, seragam bukan hanya simbol yang membahasakan identitas seseorang. Ada pesan dan makna yang bisa tersampaikan dari seragam yang dikenakan.
Ya, umumnya kita memahami bahwa seragam membahasakan simbol identitias tertentu. Ketika kita mengenakan seragam, misalnya seragam pramuka, kita menunjukkan identitas kita sebagai anggota pramuka.
Sama halnya ketika mengenakan seragam putih abu dan putih biru. Kedua seragam ini membedakan identitas sebagai pelajar SMA dan pelajar SMP.
Pada titik ini, seragam sangatlah penting untuk menunjukkan identitas seseorang. Kadang-kadang tanpa seragam, identitas grup bisa menjadi abu-abu. Tak terlalu kelihatan.
Namun, ketika sekelompok orang mengenakan seragam tampak kekuatan identitas dari kelompok itu. Ada satu ikatan yang ditunjukan lewat seragam yang dikenakan.
