Carrick Tampil Berani, Cristiano Ronaldo Frustrasi, dan Jadon Sancho Tersenyum

Boleh jadi, kartu kuning ini menandakan disposisi batin si pemain. Turun di babak ke-2 untuk konteks laga penting bukanlah kenyataan yang mengenakan batin.  

Menjadi sangat jelas ketika Ronaldo meninggalkan lapangan tanpa bersalaman dengan pemain Chelsea. Tanpa basa-basi Ronaldo langsung ke ruang ganti. 

Ronaldo tampak frustrasi. Frustasi bukan saja pada tim, tetapi juga pada keputusan yang menimpa dirinya. 

Tempat Ronaldo di bangku cadangan bisa mencerminkan situasinya di waktu yang akan datang ketika Ralf Rangnick tiba di MU sebagai pelatih interim. Rangnick terbilang pelatih yang sangat menekankan para pemain muda. 

Penekanan pada pemain muda ini didasarkan pada kebutuhan pada gaya permainanan ala gegenpressing. Para pemain harus bermain cepat dan memiliki stamina yang kuat sepanjang laga. 

Maka dari itu, peluang Ronaldo sering berada di bangku cadangan bisa semakin terbuka. Rangnick sendiri pernah mengakui bahwa Ronaldo sudah tua. Karena ini, peluang untuk bersaing dengan pemain muda akan menjadi sulit. 

Yang beruntung dari taktik Carrick adalah Jadon Sancho. Pemain muda didikan akademi Manchester City ini akhirnya mencetak gol pertama di Liga Inggris. 

Ini juga menjadi gol kedua Sancho sejak berseragam MU. Dua gol yang tercipta di dua laga terakhir. Tandanya, Sancho terlihat cocok dengan taktik yang dimainkan oleh Carrick. 

Carrick menempatkan Sancho dan M. Rashford sebagai duo striker di lini depan MU. Carrick memanfaatkan kecepatan dan naluri gol Sancho di lini depan. Hasilnya, Sancho kembali mencetak gol sejak Carrick menjadi pelatih. 

Taktik ini tak menguntungkan Ronaldo. Apabila Sancho mempertahankan level terbaik, Ronaldo harus siap-siap mendapatkan banyak porsi menjadi pemain pengganti. 

Rasa frustrasi Ronaldo memang beralasan. Lebih dari satu dekade, Ronaldo kerap menjadi pemain penting dari setiap klub yang dibelanya.