Selain itu, pikiran Man City bisa saja terbagi. Tengah pekan nanti, Man City akan bertemu PSG di Liga Champions. Pertemuan ini pasti panas mengingat PSG yang mau mencari poin penuh karena di laga perdana ditahan imbang Club Brugge. Pastinya, pikiran Pep juga tertuju pada laga itu.
Pasukan Man City tampak produktif, namun itu tidak konsisten. Berhadapan dengan Chelsea yang mempunyai lini belakang yang kuat, pastinya Pep harus putar otak agar para pemainnya bisa menembus jala dari penjaga gawang Chelsea, E. Mendy.
Pep juga perlu berpikir agar timnya tak kebobolan oleh serangan balik a la Chelsea. Kegagalan di Liga Champions sekiranya sudah menjadi bahan pelajaran yang tak boleh terulang.
Lalu, Pep juga perlu berpikir untuk mengubah gaya permainan. Gaya permainan berubah bergantung pada formasi.
Tuchel menang atas Pep karena menang atas strategi di lapangan. Karenanya, Pep tak boleh mengulangi atau memaksakan strategi yang sama ketika bertemu Chelsea, apalagi dengan memainkan banyak gelandang, mendominasi laga, tetapi tidak efektif.Â
Keberanian untuk memainkan striker bisa menjadi salah satu cara untuk menggangu konsentrasi lini belakang Chelsea. Namun, persoalannya, Pep juga kurang yakin dengan striker yang dimiliki tim. Maka dari itu, gaya Pep pun hampir sama sebagaimana pertemuan Man City dengan Chelsea sebelumnya. Kalau ini terjadi, Chelsea terlihat gampang membaca arah permainan.Â
Pertemuan antara Chelsea dan Man City pekan ke-6, boleh dikatakan Chelsea masih superior dari Man City. Chelsea memiliki kesiapan mental, skuad yang komplit, dan sistem kerja tim yang kuat. Tak ayal, Pep hanya berharap agar timnya tak jatuh mental saat bertemu Chelsea. Â