Keuntungan bagi Inter adalah Inzaghi tak mengubah formasi yang ditinggalkan Conte. Selama dua musim, Conte biasa menerapkan formasi 3 bek, 5 gelandang, dan 2 striker. Dan, formasi ini pun yang menjadi andalan Inzaghi sewaktu masih melatih Lazio.
Formasi ini kembali dimanfaatkan Inzaghi. Hanya saja, Inzaghi berupaya memanfaatkan setiap pemain yang ada. Misalnya, kendati Dzeko tampil meyakinkan, dia tak otomatis mendapat tempat regular. Sama halnya, Martinez yang tak otomatis bermain 90 menit. Â
Sejauh ini, Inter termasuk tim yang produktif di Liga Italia. Total 28 gol yang bersarang ke gawang lawan.
Penampilan konsisten Inter pada musim ini seolah melupakan bayang-bayang Conte, Lukaku, dan Hakimi yang telah pergi dari San Siro.Â
Peluang untuk mempertahankan Scudetto bukanlah hal yang sulit terjadi. Malahan, di tangan Inzaghi, Inter tampil konsisten hingga bisa mendapatkan Liga Italia.
Barangkali catatan yang perlu digarisbawahi dari Inzaghi adalah penampilan Inter di Liga Champions. Inter tampil dominan saat bertemu Real Madrid di laga perdana kualifikasi grup Liga Champions. Namun, Madrid-kah yang berhasil mengambil poin penuh lewat gol tunggal di menit-menit akhir.
Bertolak dari kekalahan itu, Inzaghi bisa belajar agar mengubah wajah Inter agar bisa tampil lebih baik di Liga Champions. Keberhasilan Inzaghi di Liga Champions bisa menghapus total bayang-bayang Conte.
Salam Bola