Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Harry Kane Bertahan, Manchester City Terjepit, dan Persoalan Lama Bisa Terulang Lagi

26 Agustus 2021   08:27 Diperbarui: 26 Agustus 2021   08:41 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester City. Sumber foto: Paul Ellis via Kompas.com

Drama keinginan Harry Kane hengkang dari Tottenham Hotspur berakhir. Sebagaimana yang tertulis dalam media sosialnya, Kane memilih untuk bertahan.

Dengan ini, Kane tunduk pada keinginan klub daripada mengikuti niat pribadinya untuk pergi dari klub masa kecilnya itu.

Pemimpin klub Tottenham, Daniel Levy tidak gampang dipengaruhi oleh iming-iming harga yang ditawarkan oleh Man City. Levy lebih melihat Kane sebagai aset klub yang perlu dipertahankan, sekaligus pemain yang bisa mengembalikan performa terbaik Tottenham di bawah asuhan pelatih baru, Nuno Gomez.

Kane boleh berniat untuk hengkang, tetapi kontraknya di Tottenham tidak gampang dilangkahi. Secara publik, Kane menyampaikan niatnya untuk pergi dari Tottenham. Niatnya itu bukan saja soal mencari pengalaman baru, tetapi Kane ingin meraih trofi di level klub.

Secara individual, Kane sudah mendapatkan beberapa prestasi. Termasuk top skorer dan assist pada musim lalu.

Namun, di level klub, Kane belum sekalipun merasakan meraih trofi. Atas dasar ini, Kane ingin mencari klub yang bisa memberikan prestasi dengan klub yang dibela.

Manchester City langsung melihat itu sebagai peluang besar. Kepergian Sergio Aguero sebagai striker menguatkan keinginan Man City untuk mendapatkan Harry Kane. Jadilah, Kane sebagai target utama striker yang mengisi lubang yang ditinggalkan Aguero.

Setelah mendapatkan Jack Grealish dari Aston Villa, Man City putar kepala ke Tottenham. Harry Kane harus didapatkan karena Kane mempunyai kemampuan yang bisa melengkapi kekurangan yang dimiliki oleh pasukan Pep Guardiola musim llau.  

Musim lalu, Pep cenderung bermain tanpa striker murni. Kendati Gabriel Jesus atau pun Aguero berada di bangku candangan, Pep lebih memilih untuk memainkan para gelandangnya.

Ini menunjukkan bahwa Pep tidak terlalu yakin pada kemampuan dengan striker yang dimilikinya. Dia lebih yakin pada kemampuan para gelandangnya sebagai pemain yang mengontrol pertandingan dan sekaligus pencetak gol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun