Kepergian Lionel Messi dari Barcelona menjadi salah satu drama terbesar dalam dunia sepak bola di awal musim 2021/22. Seturut konfrensi pers yang disampaikan oleh pemain timnas Argentina ini (8/8/21), awalnya dia merasa yakin akan tetap bertahan di Barca.
Namun, keyakinan itu pupus ketika pihak klub menyatakan bahwa tanda tangan kontraknya berbenturan dengan regulasi La Liga Spanyol. Karena ini, Barca memilih untuk membiarkan pemain terbaiknya itu pergi daripada terjerumus pada persoalan keuangan yang lebih rumit.
Keputusan ini cukup mengejutkan. Tangisan Messi sewaktu konfrensi pers bisa membahasakan tangisan banyak supporter fanatik Barca. Tak disangka pemain yang berniat untuk bertahan lima musim lagi di Barca ini harus pergi dan akan berseragam klub lain.
Sakit hati pasti ada. Kampanye Joan Laporta sewaktu mencalonkan diri menjadi presiden tak terjawab. Laporta gagal mempertahankan Messi sebagai salah satu aset terbaik yang dimiliki oleh klub.
Tak ayal, Laporta juga menjadi sasaran tembak karena gagal memenuhi kata-katanya sewaktu berkampanye dan sewaktu menunjukkan diri pertama kali sebagai presiden. Namun, kegagalan memperpanjang kontrak Messi tak sepenuhnya kesalahan Laporta.
Barca menghadapi situasi keuangan yang begitu rumit. Di tengah situasi pandemi korona, Barca harus berhadapan dengan ketidakstabilan keuangan klub.
Situasi ini menjadi sulit ketika klub terbebankan dengan gaji para pemain. Makanya, langkah pemotongan gaji diambil, termasuk pemotongan 50 persen dari gaji yang dimiliki oleh Messi.
Selain itu, klub juga berupaya untuk menjual para pemain, terlebih khusus yang bergaji tinggi namun kurang kontribusi ke tim utama.
Beberapa nama berada di bursa transfer seperti S. Umtiti dan A. Griezmann. Umtiti dikabarkan menjadi salah satu pemain yang masuk dalam daftar jual.
Namun bek asal Prancis ini menolak upaya ini. Sebagai salah satu pemain yang berpendapatan tinggi, Umtiti yang lebih menepi karena cedera pada musim lalu memilih untuk bertahan di Camp Nou.
