Greysia Polii dan Apriyani Rahayu masih menjadi topik perbincangan di media kita. Termasuk juga di blog bersama ini, Kompasiana.
Pencapaian Greysia dan Apriyani di olimpiade 2020 telah mengharumkan nama Indonesia di pentas olahraga terbesar, olimpiade. Lagu kebangsaan, Indonesia Raya lagi-lagi berdengung di arena olimpiade.
Siapa pun pasti berbangga. Tidak hanya para atlet itu sendiri. Akan tetapi, rakyat Indonesia pada umumnya. Bagaimana pun, para atlet merupakan representasi dari rakyat Indonesia.
Keberhasilan mereka menjadi keberhasilan bersama. Begitu pula, ketika mereka gagal, sekiranya kita satu hati untuk menopang mereka di hadapan kegagalan itu.
Tak hanya menanti kesuksesan, dan menolak kenyataan gagal. Atau pun, tak hanya memberi selamat ketika mereka sukses di olimpiade, namun tidak tampak muka untuk mendukung saat mereka berangkat ke arena olimpiade.
Pelbagai macam hal dari kisah Greysia dan Apriyani menjadi buah bibir. Mulai dari perjalanan karir keduanya, kisah kasih, kehidupan pelatih mereka, foto para politikus yang numpang di foto keduanya, hingga jumlah hadiah yang mereka peroleh. Pendeknya, banyak hal yang dikupas dari kedua ganda perempuan ini.
Pagi ini, saya sempat menemukan berita media online asal Filipina. Media ini berbicara tentang hadiah yang diperoleh oleh Greysia dan Apriyani.
Judul beritanya mulai menekankan 5 ekor sapi dan rumah yang diterima oleh Greysia dan Apriyani. Setelah dicek, ternyata beberapa media lainnya juga mengambil judul yang sama. Boleh jadi, beritanya berasal dari satu sumber media yang satu dan sama.
Hadiah yang cukup menarik. Yang pasti pemberinya menghadiahkan itu dari ketulusan dan bukan sebagai cara untuk mendompleng popularitas. Â
Terlepas dari isi beritanya, saya coba membaca komentar dari netizens. Seperti biasa, komentar juga mereka berwarna-warni.
Kendati tidak kenal dengan dan tidak tahu bermain badminton, para netizens berkomentar pada hadiah yang diterima. Apalagi tentang sapi yang dihadiakan kepada Greysia dan Apriyani.
Ada yang melihat itu sebagai penghargaan tertinggi. Ada pula yang mengapresiasi penghargaan itu karena terlihat praktis.
Juga, tak sedikit yang membandingkan atlet negara sendiri. Kebetulan saya membaca berita dari media online Filipina. Tak sedikit netizens yang membandingkannya dengan penghargaan yang diterima oleh peraih medali emas pertama, Hidilyn Diaz pada olimpiade 2020 di Jepang.
Hidilyn Diaz menjadi atlet pertama asal Filipina yang mendapat emas sekaligus mengakhiri penantian panjang Filipina di ajang olimpiade. Ketika Diaz berhasil mempersembahkan medali emas, banyak orang memberikan apresiasi.
Juga, banjir hadiah mengitari atlet angkat besi ini. Tak sedikit. Umumnya, sejumlah uang dan barang.
Tak sedikit yang berharap agar apa yang dijanjikan itu bisa tercapai. Sama halnya, dengan apa yang akan diterima bisa dimanfaatkan oleh si atlet dengan baik. Pasalnya, tak sedikit yang gagal mengatur keuangan dengan baik, dan kemudian hidup dalam kesulitan setelah tak sukses di dunia olahraga.
Sebenarnya, apa pun hadiah yang diberikan, semuanya itu bentuk pengakuan dan sekaligus penghargaan. Kerja keras mesti diakui dan dihargai dengan hadiah yang setimpal.
5 ekor sapi dan beberapa hadiah lain yang diperoleh oleh Greysia dan Apriyani bukan semata-mata barang. Akan tetapi, itu merupakan bukti penghargaan rakyat kepada yang telah mengharumkan nama Indonesia di arena olimpiade. Â
